Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Curhatan Hati Pedagang, Keluarnya Maklumat Ditengah Wabah Covid-19

Avatar
385
×

Curhatan Hati Pedagang, Keluarnya Maklumat Ditengah Wabah Covid-19

Sebarkan artikel ini

Curhatan hati pedagang di Banjarbaru, yang kini jualannya sepi karena keluarnya maklumat sesuai perintah Pemerintah dan Kapolri. Isi maklumat itu, mengatur untuk tidak berkumpul dengan massa guna memutus mata rantai penularan virus corona (covid-19). Tapi kebijakan tersebut berimbas ke pedagang, adanya kebijakan tersebut membuat sepi penjualan.

BANJARBARU, koranbanjar.net – Tak sedikit pedagang yang mengeluh, karena adanya kebijakan tersebut membuat warungnya sepi. Meski, menyadari maklumat tersebut memang baik untuk kebaikan bersama.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Kebijakan itu, sesuai maklumat Kepala Kepolisian Nomor: Mak/2/III/2020 tentang Kepatuhan terhadap Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Penyebaran Virus Corona (Covid-19).

Mengatur tentang kegiatan sosial kemasyarakatan, yang menyebabkan berkumpulnya massa. Termasuk pengumpulan orang antara lain seminar, lokakarya, sarasehan, konser musik, pekan raya, festival, bazaar, pasar malam, pameran, resepsi keluarga, unjuk rasa, pawai, dan karnaval.

Hal itu terjadi di Banjarbaru, dan turut dirasakan pedagang warung lalapan. Seorang pria berusia 22 tahun, anak rantauan dari Makassar ke Banjarbaru.

“Sekarang sepi. Jadi saya, menyiasatinya ya ngambil seadanya saja. Nggak pernah banyak, jadi kalau tersimpan sisanya hanya sedikit,” ujar pedagang, Daeng Maman (bukan nama sebenarnya) kepada koranbanjar.net.

Ia menjelaskan, di Banjarbaru dirinya merantau sendirian dari Makassar. Karena disamping berjualan, ia tetap menuntut ilmu untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

“Saya di sini (Banjarbaru) ngekos. Kalau sepi begini, tak ada uang ya terpaksa harus minta orang tua. Padahal ya maunya, saya buka jualan seperti ini agar mandiri tidak merepotkan orang tua lagi,” ceritanya.

Karena masih sepi pembeli, terkadang ia memutuskan libur atau tutup sementara warung lalapannya itu. Kemudian, dibuka kembali.

“Kalau tidak habis ya sayang juga, kadang saya makan bersama teman kos,” bebernya.

Meski begitu, maklumat yang membuat jualan lalapannya itu sepi ia tetap menyadari aturan itu demi kebaikan bersama untuk mencegah covid-19.

“Teman saya yang jualan lalapan seperti saya di Pelaihari, ada yang ramai ngumpul di depan warungnya kemudian langsung dibubarkan petugas polisi. Jadi ya itu contoh faktor juga, kenapa kebanyakan warung sekarang menjadi sepi,” tandasnya. (ykw/maf)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh