Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Corona di Jabar, 150 Ribu Pekerja Terancam di-PHK

Avatar
433
×

Corona di Jabar, 150 Ribu Pekerja Terancam di-PHK

Sebarkan artikel ini

Corona (Covid-19) di Jawa Barat tak hanya berdampak terhadap kesehatan, tetapi sudah berdampak terhadap dunia bisnis atau ekonomi. Salah satunya, sekitar 150 ribu pekerja terancam di-PHK atau diberhentikan.

JAKARTA, koranbanjar.net – Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Barat mengungkapkan sebanyak 150 ribu pekerja di pusat perbelanjaan terancam terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat penyebaran virus corona (covid-19). Mereka bekerja di 73 pusat perbelanjaan anggota APPBI Jawa Barat.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Ketua APPBI Jawa Barat Arman Hermawan mengatakan saat ini seluruh karyawan tersebut telah dirumahkan. Pasalnya, dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara otomatis pusat perbelanjaan menghentikan operasionalnya. Bahkan, sejak kemunculan pandemi pengelola pusat perbelanjaan telah mengurangi jam operasional dari 10:00-22.00 WIB menjadi 11.00-20.00 WIB.

“Saya khawatir kalau ini waktunya lama, lebih dari tiga bulan itu akan berdampak ke PHK besar-besaran. Bahkan dua bulan saja menurut saya sudah goyang,” paparnya kepada CNNIndonesia.com.

Menurutnya, saat ini pengelola pusat perbelanjaan baru merumahkan karyawan mereka. Namun, kebijakan ini akan bergantung dari kemampuan finansial masing-masing pusat perbelanjaan.

BACA JUGA

Karenanya, ia berharap pemerintah daerah memberikan insentif bagi pengelola pusat perbelanjaan agar mereka mampu bertahan sehingga menghindarkan dampak PHK. Misalnya, keringanan biaya operasional seperti listrik dan air. Selain itu, pelonggaran pajak dan retribusi daerah kepada pelaku usaha khususnya pengelola pusat perbelanjaan.

“Secara keseluruhan bisnis tahun ini berat, tapi kami berusaha menghindari PHK dengan cara tadi, apabila ada kebijakan insentif bagi pengusaha,” katanya.

Ia memperkirakan pengusaha butuh waktu kurang lebih enam bulan setelah pandemi berakhir untuk kembali normal. Jadi, kata dia, tak serta merta ketika pandemi selesai lalu bisnis sembuh total.

Imbasnya, ia meramalkan pendapatan tahun ini minus mencapai 30 persen. Namun, ia meyakini bisnis pusat perbelanjaan kembali bangkit di kuartal I 2021.

“Tapi kami optimis tahun depan, bisnis pusat perbelanjaan kembali bergeliat, karena orang sudah jenuh tinggal di rumah sehingga butuh refreshing kembali salah satunya pusat belanja,” katanya.(ulf/age/cnnindonesia.com)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh