MARTAPURA – Setelah 232 jamban apung dibongkar Pemkab Banjar, pembongkaran jamban terus berlangsung ke jamba-jamban apung yang lain, Selasa (16/01) pagi.
Kali ini pembongkaran dilakukan secara simbolis oleh Bupati Banjar, H Khalilurrahman, mulai dari sekitar Masjid At Taqwa Pekauman hingga mengarah ke wilayah Desa Keramat dan seterusnya.
Guru Khalil –demikian Bupati Banjar akrab disapa, red—bersama pihak terkait, seperti Kepala Dinas PUPR Banjar, Mokhamad Hilman menaiki kapal patroli menyisiri Sungai Martapura menuju beberapa lokasi jamban yang akan dibongkar.
Guru Khalil beserta rombongan selain menyusuri sungai untuk memantau pembongkaran, juga menyinggahi beberapa titik lokasi jamban yang dibongkar masyarakat.
Terlihat antusiasme masyarakat sekitar sangat tinggi ketika orang nomor satu di Kabupaten Banjar ini langsung dengan sebuah palu di tangan untuk membongkar jamban apung, seperti di Desa Keramat.
Diselingi tepuk tangan dari masyarakat, Guru Khalil pun tak sungkan membalas sambutan masyarakat yang menyaksikan pembongkaran itu dengan senyuman hangat.
Di sisi lain, Sungai Martapura sudah tercemar bakter e-coli, hal ini diakibatkan dengan banyaknya jamban terapung berjejer di sepanjang sungai Martapura yang dipakai masyarakat untuk melakukan aktivitas MCK.
Untuk meminimalisir atau bahkan menghilangkan pencemaran sungai ini, Pemerintah Kabupaten Banjar telah membuat program Penghapusan Jamban Terapung dan pembuatan sanitasi air bersih di tahun anggaran 2017.
Bupati Banjar, KH Khalilurrahman saat kickoff pembongkaran jamban apung menyampaikan, masyarakat di 224 desa, kelurahan dari 290 desa kelurahan yang ada di Kabupaten Banjar, memanfaatkan sungai untuk aktivitas seperti MCK.
”Dari 169 desa atau kelurahan, masyarakat yang bermukim di bantaran sungai terdapat 9.000 jamban terapung yang berada di sungai-sungai di wilayah Kabupaten Banjar. Dampaknya dari aktivitas mereka itu mengakibatkan air sungai tercemar tinja yang mengandung berbagai macam bakteri dan virus penyebab penyakit menular, sehingga menurunkan derajat kesehatan masyarakat,” ujar Khalilurahman.
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Banjar bekerja keras untuk meningkatkan layanan sanitasi kepada masyarakat dengan melakukan pengelolaan air limbah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah program bebas jamban, seperti pembangunan WC dan septictank untuk masyarakat yang sebelumnya memakai jamban apung.
”Upaya meningkatkan layanan sanitasi ini tidaklah mudah, karena banyak faktor kendala yang dapat menghambat, kebiasaan perilaku masyarakat yang kurang kesadaran, ekonomi lemah dan lahan yang terbatas. Tapi saya yakin dengan kerja keras dan kebersamaan dari segenap komponen jajaran pemerintah dan masyarakat beserta elemen lainnya, kendala-kendala tersebut dapat diatasi hingga peningkatan layanan dapat tercapai,” pungkasnya (sai)