Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Bukan Momen Pencitraan Karena Sudah Lewat

Avatar
337
×

Bukan Momen Pencitraan Karena Sudah Lewat

Sebarkan artikel ini

HAIRIYADI, Redaktur koranbanjar.net

PEMILIHAN kepala daerah (Pilkada) 2020 telah berlalu dan begitu juga Pemilihan Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Sehingga hal wajar ketika para peserta Pilkada, Pileg dan Pilpres datang ke lokasi musibah bencana banjir dan longsor di masa sekarang.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Tidak ada yang namanya pencitraan tapi marilah sama-sama berpikiran positif tentang arti kedatangan mereka untuk berkorban, mengorbankan tenaga dan materi untuk membantu para korban.

Kita tak pernah tahu isi kepalanya namun setidaknya kita bisa merasakan yang diperbuatnya tulus ikhlas atau hanya retorika seremoni belaka.

Ketika saya kembali mengunjungi sebuah tempat pengungsian terbesar di Kabupaten Banjar pada hari kedua, setelah sebelumnya hari pertama juga berada di sana. Saya menyaksikan ada seorang legislator perempuan tampak sibuk.

Ia tak menyadari dan melihat bahwa saya ada di sana memperhatikan yang dilakukannya. Selain menyerahkan bantuan pakaian dan pelengkap protokol kesehatan seperti masker, sand sanitizer sebagainya.

Perhatian penanganannya selalu tertuju pada anak balita dan lansia. Apa saja kebutuhan di posko penampungan itu, segera ia menghubungi instansi dan kolega terkait untuk bisa memenuhi keperluan tersebut.

Hari ketiga saya berada di tempat itu lagi, ia hanya sebentar dan mengingatkan supaya anak balita dan lansia mendapatkan perhatian khusus.

Memasuki hari ke empat, legislator Kabupaten Banjar ini sudah tak ada di tempat itu lagi. Ketika saya hubungi dikatakannya bahwa sudah semakin banyak relawan dan dermawan yang datang, ia  bergeser ke tempat pengungsian lain yang tidak ada posko atau menjenguk pengungsi ditampung dari rumah ke rumah.

Hari ke empat itu juga saya kembali menemukan seorang srikandi yang merupakan pejabat tinggi di Pemerintahan Kabupaten Banjar. Sama seperti halnya legislator perempuan yang tak mengetahui keberadaan saya.

Birokrat perempuan ini tak tahu saya tidak jauh dari dia. Apalagi, karena penampilan saya memang mengalami perubahan dan berbaur dengan para relawan. Ia terlibat dialog serius dengan petugas di posko.

Menanyakan apa saja lagi kekurangan dan keperluan dibutuhkan para pengungsi dan petugas, termasuk segala perlengkapan harus disediakan di posko.

Menarik sedikit kesimpulan dari tindakan dua srikandi Kabupaten Banjar ini. Pertama, itu bukan wilayah daerah pemilihan legislator bersangkutan saat Pileg 2019, kehadirannya tak ingin diketahui publik dan media massa, membantu sesuai daya upaya dan kemampuan tanpa pamrih.

Sedangkan pejabat birokrat perempuan yang saya kenal ini, posko pengungsian diketahui bukan wilayah tugas dari jabatan yang didudukinya. Ia datang tanpa disertai pegawainya.

Musibah bencana adalah perhatian utama, tak ada sekat dan jarak dalam membantu para korban terdampak bencana. Tak peduli darimana berasal, partai politik dan organisasi mana. Semua mempunyai tanggung jawab, saling membantu sesama. Namun, satu hal adalah perhatikan juga protokol kesehatan di masa pandemic covid-19. (*)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh