Breaking news, diduga akan menggelar pesta mesum, 7 santri dan eks santri di sebuah pondok pesantren (nama ponpes dirahasiakan, red) di Kota Martapura ini telah digerebek anggota Satpol PP Kabupaten Banjar.
MARTAPURA, koranbanjar.net – Sungguh memalukan. Tujuh Anak Baru Gede (ABG) yang belakangan diketahui, 4 orang di antaranya masih tercatat sebagai santri pondok pesantren, kemudian 3 orang lainnya eks santri ponpes yang sama, telah digerebek anggota Satpol PP Banjar, saat diduga mau menggelar pesta mesum di Komplek Griya Sungkar di Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura, Senin (20/04/2020), sekitar pukul 14.00 wita tadi.
Informasi yang berhasil dihimpun koranbanjar.net di lokasi, penggrebekan ini bermula dari laporan Ketua RT setempat kepada anggota Satpol PP Kabupaten Banjar. Kebetulan tempat tinggal anggota Satpol PP Banjar tidak jauh dari lokasi penggerebekan.
Siang tadi 7 pemuda, terdiri dari 5 laki-laki dan 2 perempuan sedang berkumpul di sebuah rumah kosong di Komplek Griya Sungkar di Desa Tungkaran, Kecamatan Martapura. Ketujuh pemuda dan pemudi yang berusia antara 16 hingga 17 tahun tersebut diduga sedang bersiap akan melakukan pesta mesum.
Pengakuan kepada anggota Satpol PP Banjar, 2 anak perempuan dan 2 laki-laki bertempat tinggal di Pasayangan Martapura. Sedangkan 3 laki-laki lainnya berdomisili di Kota Banjarbaru. Ke tujuh ABG tersebut tak satu pun memiliki identitas diri, meski sudah berusia antara 16 hingga 17 tahun.
Ketua RT dan masyarakat setempat sudah mengintai kegiatan anak-anak itu sejak satu bulan yang lalu. Begitu melihat gerak-gerik adanya rencana mereka berkumpul lagi, Ketua RT langsung melapor ke Satpol PP Banjar.
Saat penggerebekan anggota Satpol PP memang tidak sempat memperoleh bukti-bukti yang mengarah pada kegiatan seperti minum-minuman keras atau lainnya. Namun setelah mengamankan semua anak santri tersebut ke kantor Satpol PP Banjar, mereka mengaku tengah bersiap mau melakukan tindakan mesum.
Sayangnya upaya anggota Satpol PP Banjar untuk melakukan penyidikan terhadap anak-anak santri itu tidak bisa tuntas. Karena Satpol PP Banjar mengalami keterbatasan anggaran untuk melakukan penyidikan terhadap setiap kasus yang ditemukan di lapangan.
Terkait dengan penggerebekan itu, Kasi Ops Satpol PP Banjar, Wahyudi ketika dikonfirmasi malam ini tadi membenarkan adanya penggerebekan terhadap ketujuh ABG tersebut.
Bahkan Wahyudi juga mengakui, ketujuh ABG tersebut adalah anak santri dan eks santri dari sebuah pondok pesantren di Martapura. “Kami sering mengamankan anak-anak yang terjaring razia adalah anak santri. Termasuk penggerebekan siang tadi, 4 orang adalah santri aktif dan 3 orang eks santri atau tidak lulus. Saya miris melihatnya,” ucap Wahyudi.
Disinggung tentang kebenaran dugaan pesta mesum yang mau dilakukan ketujuh santri itu, Wahyudi pun tidak menampiknya. “Memang kami tidak menemukan bukti, tapi pengakuan mereka mau cium-ciuman gitu. Semacam mau pesta mesum lah…? Maksud saya dengan Ketua RT setempat, mestinya dibiarkan dulu sebentar hingga kami bisa memperoleh bukti dan menyidik mereka,” jelasnya.
Sementara itu, didesak dan ditanya kabar tentang tidak adanya anggaran untuk proses penyidikan, Wahyudi enggan memberikan komentar lebih detil. “Intinya, kami berusaha melakukan semampu kami. Soal ada atau tidak adanya anggaran penyidikan, bukan wewenang saya,” pungkasnya.(sir)