Situasi kondisi iklim yang saat ini sedang menghadapi cuaca ekstrem yang tidak menentu, termasuk ancaman El Nino menyebabkan terancamnya hasil produksi pertanian.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Sementara untuk bisa mendapatkan pupuk keberadaannya di lapangan saat ini juga sangat susah didapat, jikapun ada harganya cukup mahal, sehingga sulit dijangkau atau dibeli oleh para petani. Untuk mengantisipai gagal panen, maka Biotron dianggap menjadi solusi di tengah langkanya pupuk dan ancaman iklim.
Ancaman terjadinya gagal panen atau turunnya hasil produksi pertanian banyak disebabkan beberapa faktor, diantaranya terjadinya penurunan degradasi lahan.
Berdasarkan data RDKK kebutuhan pupuk nasional untuk sekitar 70 komunitas pertanian sekitar 24 juta ton. Sementara hasil produksi pupuk Indonesia yang memproduksi semua pupuk di tanah air hanya mampu memproduksi 14 juta ton di dalam satu tahun. Jadi antara kebutuhan dengan produksi tidak seimbang.
Selain dari kebutuhan 24 juta ton pupuk tersebut yang hanya tersedia14 juta ton. Khusus untuk pupuk bersubsidi juga hanya mampu diberikan 9 juta ton saja.
Kondisi tersebut membuat permasalahan di sektor pertanian sangat besar ancamannya.
Kepala BPPSDMP Prof.Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr menyebut dibutuhkan solusi untuk mengatasi hal tersebut.
“Selama ini pupuk KCL bahan bakunya di dunia ini umumnya impor dari Rusia, sebab Rusia memiliki cadangan atau deposit potasium terbesar di dunia, sehingga seluruh negara agraris pasti impor dari Rusia,” katanya.
Sementara Rusia sekarang sedang perang dengan Ukraina mendekati hampir 2 tahun, sehingga harga pupuk jadi enggak karu-karuan.
Sehingga untuk memaksimalkan hasil produksi pertanian di tengah situasi sulitnya pupuk kimia, maka para petani dituntut dituntut dapat beralih haluan bikin pupuk organik.
“Bikin pupuk hayati bikin bayon dijadikan dengan satu menjadi biotron saya apresiasi dan keluarga yang setinggi-tingginya kepada saudara Budiono ke suara dari Balai besar pelatihan pertanian Binuang sudah memberikan apresiasi yang luar biasa yang luar biasa dari kementerian pertanian, hanya ada satu Inovasi dan produksi pertanian kita yang dapat menahan atau menjadi solusi di saat pupuk kimia saudara-saudaraku para penyuluh para Widya suaraku tadi milenial para petani semua selamat untuk mencermati apa itu aplikasi dari biotrop dan bagaimana manfaat dari bioteknologi,” katanya.
Sementara Kepala BBPP Binuang drh. Bambang Haryanto, M.M menekankan intinya bahwa maksimalkan pemanfaatan pupuk organik.
“Pemanfaatan pupuk organik yang lebih maksimal ketergantungan kepada subsidi pupuk kimia diharapkan bisa diatasi sehingga biotron merupakan solusi untuk langkah dan pupuk mahal,” ungkapnya.
Diharapkan para petani bisa bikin sendiri cara membuat pupuk organik, sekaligus untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia, dengan cara membatasi itu dibatasi seminimal mungkin.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Biotron dapat menghemat biaya dan mudah ditemukan bahan bakunya di lingkungan sekitar serta mudah diterapkan.
“Biotron menjadi solusi dalam melawan mahalnya pupuk yang langka dan mahal di saat El Nino,” jelasnya saat opening speech melalui zoom meeting.
Ia menambahkan Biotron merupakan perpaduan antara biochar dengan pupuk organik dan agen hayati.
Dia mengatakan fungsi Biotron adalah nantinya menyediakan oksigen, menyediakan air dan menyediakan nutrisi. Dengan demikian Biotron akan menjadi rumah bagi mikroba penyubur tanah. Dengan demikian Biotron akan menjadi rumah bagi mikroba penyubur tanah.
Kemudian pupuk organik akan membantu memperbaiki struktur dan PH tanah. Lalu agen hayati berfungsi mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan.
“Pupuk hayati akan memasak bahan makanan bagi tanaman sehingga bisa langsung dimakan tanaman. Itulah fungsi Biotron. Paling penting adalah Biotron akan membantu menyuburkan lahan dan mengurangi penggunaan pupuk kimia 40-50 persen,” tuturnya
Terpisah, Kepala BBPP Binuang Bambang Haryanto mengatakan Inovasi Biotron sangat efisien dan biaya murah untuk meningkatan kesuburan tanah hingga produksi pertanian.
Mari kita biasakan masyarakat membuat Biotron. Sehingga petani di tanah air bisa memanfaatkan Biotron, karena dengan adanya Biotron pemerintah bisa menghemat subsidi anggaran yang dikeluarkan.
”Yang tadinya sangat banyak subsidi yang dikeluarkan dengan adanya Biotron pemerintah bisa menurunkan anggaran sebanyak 40-50 persen,” tutupnya.
(rth)