Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Politik

Berkaca Pada Pemilu 1955 dan 1999 Tanpa Money Politik dan Segala Bentuk Kecurangan

Avatar
526
×

Berkaca Pada Pemilu 1955 dan 1999 Tanpa Money Politik dan Segala Bentuk Kecurangan

Sebarkan artikel ini
Forum Diskusi Politik Ambin Demokrasi. (Foto: Koranbanjar.net)
Forum Diskusi Politik Ambin Demokrasi. (Foto: Koranbanjar.net)

Berkaca pada Pemilu di tahun 1955 dan 1999 yang dinilai hebat dan terbaik karena tidak ada money politik dan bersih dari segala bentuk kecurangan.

BANJARMASIN, koranbanjar.net Forum diskusi politik Ambin Demokrasi  menggambarkan hal itu lewat paparannya, Rabu (31/5/2023) di Banjarmasin.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Menurutnya banyak pengamat berpendapat, Pemilu hebat dan terbaik dalam sejarah Indonesia, adalah Pemilu yang berlangsung pada tahun 1955 dan 1999.

Walau pun dua Pemilu ini diikuti oleh kontestan Partai Politik yang sangat banyak, namun berlangsung sangat demokratis.

Ada tiga ukuran yang dipakai, sehingga kedua Pemilu ini dianggap hebat dan terbaik. Pertama, tidak terdapat money politik, kecurangan dan segara macam yang meragukan hasil Pemilu.

Kedua, tingginya partisipasi masyarakat untuk ikut mensukseskan Pemilu, padahal tidak ada mobilisasi.

Kemudian ketiga, yang jauh lebih penting, kuatnya semangat untuk menentukan diri sendiri serta semangat memperbaiki kondisi bangsa menuju arah baru yang lebih baik.

Pada Pemilu 1955, ada semangat memperbaiki kondisi bangsa, setelah dijajah beratus tahun oleh bangsa asing – gairah menjadi bangsa sendiri dan mengaturnya secara demokratis.

Sedangkan Pemilu 1999, semangat yang tumbuh adalah keinginan untuk memperbaiki kondisi bangsa agar segera beralih dari era otoritarian Orde Baru yang penuh ketidakadilan menuju era reformasi.

Di luar dari dua Pemilu ini, banyak sekali praktik transaksional, tidak bisa dianggap sebagai Pemilu yang hebat dan baik

“Sebab dikotori segala jenis sampah demokrasi, sehingga berbagai bentuk pelanggaran, menciderai kualitas demokrasi,” ujar salah satu anggota Ambin Demokrasi Noorhalis Majid.

Lanjutnya, yang lebih parah, kesadaran dan semangat memperbaiki kondisi bangsa dan negara semakin terkikis dan menipis.

Justru yang menguat adalah mental fragmatisme, apatisme, hanya mencari keuntungan jangka pendek pada momen Pemilu.

“Kalau ingin Pemilu 2024 juga dianggap dan dicatat sebagai Pemilu hebat dan baik dalam sejarah, maka tumbuhkan semangat bahwa inilah momentum memperbaiki kondisi bangsa,” tutur Budayawan sekaligus Pakar Bahasa Banjar ini.

Selanjutnya tambah Noorhalis bangun partisipasi semaksimal mungkin, dan hilangkan money politik.

“Jangan sampai dikuasai “pambulantikan” yang hanya mementingkan diri sendiri dan pada akhirnya menciderai demokrasi,” pungkasnya. (yon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh