Museum Lambung Mangkurat melaksanakan kegiatan belajar bersama 5 mengangkat tema belajar membuat kain Sasirangan dilaksanakan pada 25 November 2021, dengan para peserta para pelajar.
BANJARBARU,koranbanjar.net – Kegiatan belajar membuat Sasirangan ini dibuka secara resmi oleh M Taufik Akbar SAp selaku Kasubag Tata Usaha Museum Lambung Mangkurat.
“Besar harapan saya dengan diadakannya belajar bersama 5 ini masyarakat atau generasi muda mengenal dan mencintai produk lokal sasirangan ini sebagai warisan daerah kita yaitu Kalimantan Selatan,” katanya.
Semoga, harap dia, kegiatan ini dapat menberikan ilmu atau wawasan dan kreativitas bagi masyarakat dan generasi melinial.
Masyarakat Kalimantan Selatan tentu tidak asing lagi dengan kain Sasirangn karena merupakan kain ciri khas Kalsel, sekarang sudah banyak pengrajin Sasirangan yang sangat kreatif dalam mengembangkan motif atau ornamen beraneka ragam bentuk motifnya.
Di zaman dahulu kain Sasirangan ini juga bisa menjadi kain yang dipakai pada upacara tertentu baik pengobatan dan dan upacara tolak bala, adapun motif pada masa itu mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat Kalsel .
“Namun seiringnya zaman makna yang terkandung dalam motif pada kain Sasirangan sudah hampir tak diketahui oleh masyarakat sekarang apalagi generasi sekarang,” mirisnya.
Dengan demikian museum sebagai lembaga pelestari sejarah dan kebudayaan mengajak masyarakat umum dan generasi muda untuk ikut serta belajar bersama di museum, bagaimana cara membuat kain Sasirangan.
“Tidak hanya mengenal motif Sasirangan saja namun cara mengolah kain tersebut menjadi produk jadi yang bisa dipakai langsung,” imbuhnya.
Belajar di museum ini tidak hanya memperkenalkan membuat kain Sasirangan yang menghasilkan produk namun bisa menjadi daya tarik atau keinginan untuk menjadikan usaha bagi ibu-ibu dan generasi muda atau menajadikan membuat kain sasirangan ini sebagai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Saat ini kain Sasirangan tidak hanya untuk pakaian tetapi bisa menghasilkan produk kerajinan tangan berupa tas, taplak meja, horden, dompet, kipas, mukena dan tak kalah kreatifnya saat pandemi covid 19 ini kain Sasirangan dijadikan sebagai masker.
Tehnik membuat kain sasirangan ini bisa diaplikasikan juga pada kerudung, undangan perkawinan dan produk kerajinan lainnya.
“Jadi museum bukan saja tempat menyimpan barang antik namun dengan diadakan belajar bersama 5 ini mampu menjadikan sebuah peluang bisnis dan usaha sampingan untuk ke depannya,” sebut Taufik Akbar.
Museum Lambung Mangkurat selalu mengadakan kegiatan yang bersifat publik ke seluruh kalangan masyarakat khususnya generasi muda untuk tetap mencintai sejarah dan kebudayaan dan selalu menggaungkan semboyan MUSEUM DIHATIKU. (museumlambungmangkurat/dya)
.