Ban bekas berukuran besar di perempatan Manjang Barabai yang dijadikan bundaran kecil di tengah jalan tersebut, warga minta pemda bikin bundaran permanen.
HULU SUNGAI TENGAH, koranbanjar.net – Penggunaan ban bekas mobil yang dipasang di perempatan antara jalan PH M Noor, Jalan Ulama, dan Jalan Keramat Manjang di Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah mendapat kritikan sejumlah warga.
Warga berharap Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah, lebih memperhatikan penataan kota Barabai, dengan membangun tugu atau bundaran, yang membuat kota lebih baik.
Akun facebook info Barabai yang dibanjiri komentar, juga turut mengkritisi keadaan tersebut.
Bahkan ada warga yang menyatakan bingung, jika mau belok kiri atau kanan apakah harus memutari ban tersebut.
“Sebagian ada yang memutari ban saat hendak belok, tapi ada pula yang langsung belok,” ujar Ipan warga lainnya.
Ia berpendapat kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintaslah yang terpenting. Sebab, kalaupun dibangun bundaran, jika pengguna jalan tak tertib tetap saja semrawut.
Sementara menurut warga lainnya, Bundaran diperlukan, selain untuk menambah keindahan kota Barabai, juga dapat mencegah kesembrawutan lalu lintas.
“Bagusnya lagi ditambah lampu kuning kedip-kedip agar pengendara yang melintas berhati-hati,”sarannya.
Pantauan koranbanjar.net, Senin (26/9/2022) siang, selain di perempatan jalan Keramat Manjang, perempatan yang ditandai dengan ban lainnya ada di perempatan Jalan PH M Noor menuju jalan Sarigading. Ban bekas mobil tersebut dicat warna warni, kemudian di bagian tengah ban ditaruh tanaman hias.
Selain di ruas jalan kota, banyak lagi perempatan ditandai dengan ban bekas, yaitu di jalan nasional Walangsi-Kapar, Jalan tol Barabai.
(mdr/slv)