Banjir makan korban lagi, kali ini seorang Ketua RT di Komplek Karya Budi 1, Sungai Lulut, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar tewas setelah tersengat aliran listrik atau kesetrum di daerah setempat.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Informasi tewasnya Ketua RT di Komplek Karya Budi 1, Kelurahan Sungai Lulut itu bermula dari pesan suata yang tersebar di salah satu group WhatsApp dari anggota emergency pada Minggu (17/1/2021) malam pukul 21.00 Wita.
Untuk memastikan informasi tersebut, media ini menghubungi pihak PLN Gambut. Supervisor PLN Gambut, M Averroes mengaku telah mengetahui peristiwa itu dari laporan petugas lapangan.
“Saya mengetahui kejadian itu dari laporan petugas kami di lapangan dan pejabat K3 yang didapat dari informasi masyarakat sekitar lokasi kejadian,” ujarnya.
Menurut ceritanya, korban ingin menyalakan listrik di rumah, karena saat itu aliran listrik di Komplek Karya Budi 3 dipadamkan akibat intensitas air sangat tinggi akibat banjir.
Masih penuturan Averroes, almarhum yang tidak diketahui namanya ini, mencoba menyambung kabel ke Komplek Karya Budi 1 yang berada di sebelah Komplek Karya Budi 3 tak jauh dari tempat tinggalnya.
“Korban berinisiatif ingin menyambung kabel untuk menyalurkan listrik ke rumahnya, saat itu air sangat tinggi, hingga kejadian nahas terjadi, almarhum diduga meninggal karena kesetrum,” tuturnya.
Dijelaskan, mengapa listrik di Komplek Karya Budi 1 masih menyala, sedangkan PLN diharuskan mematikan aliran listrik saat air bah tinggi. Hal itu untuk menghindari timbulnya korban akibat kesetrum.
“Kita sudah menjalankan SOP yang sudah ditentukan, apabila banjir semakin tinggi dan air semakin dalam, maka dengan sigap kita matikan aliran listrik,” ucapnya.
Namun, lanjutnya, saat itu ada permintaan perangkat desa atau warga Komplek Karya Budi 1 yang meminta PLN Gambut menyalakan aliran listrik untuk keperluan penerangan posko dan alat elektrik lainnya guna keperluan penyaluran bantuan korban banjir.
“Mereka (warga) Komplek Karya Budi 1 sebelumnya meminta kepada kami untuk menyalakan aliran listrik guna kepentingan posko pemberian dan penerima bantuan,” ungkapnya.
Pihak PLN Gambut bersedia menyalakan aliran listrik, namun kata Averroes harus membuat pernyataan secara tertulis, bahwa jika terjadi apa-apa, maka warga Komplek Karya Budi 1 yang bertanggung jawab. “Jadi mereka bersedia membuat pernyataan tersebut,” katanya.
Ditanya apakah ada pihak korban ingin melakukan perundingan dengan pihak PLN Gambut, Averroes mengatakan secara pribadi ia tidak menerima laporan mengenai hal itu. “Secara pribadi kami tidak menerima laporan tentang hal itu,” tandasnya.
Sebelumnya, musibah banjir juga menelan korban di Jl Tantung Rema Darat, Martapura. Seorang pengayuh becak tenggelam hanya gara-gara mencari sendal yang hanyut terbawa air. Kemudian, seorang mayat juga ditemukan di wilayah Kampung Melayu Ilir. (yon/sir)