BANJARBARU, koranbanjar.net – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, Diah Utami mengatakan, Kota Banjarmasin mengalami inflasi sebesar 0,09 persen pada Agustus 2019.
Komoditas yang paling dominan mendorong terjadinya inflasi di Banjarmasin antara lain, rokok kretek filter, rokok kretek, cabai rawit, cabai merah, dan tarif layanan rumah sakit. Sedangkan komoditas penahan laju inflasinya di Banjaramsin yaitu ikan gabus, udang basah, daging ayam ras, gula pasir dan layanan jasa angkutan udara.
Sementara di Kota Tanjung, dikatakan Diah, justru terjadi deflasi sebesar 0,74 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi di Tanjung antara lain, bawang merah, jagung manis, daging ayam ras, semangka, dan tomat sayur.
Disebutkannya, dari 82 kota di Indonesia yang menghitung indeks harga konsumen, ada tercatat 44 kota yang mengalami inflasi, dan 38 kota mengalami deflasi. Sedangkan di Kalimantan, ada 2 kota yang mengalami inflasi, dan 7 kota mengalami deflasi.
“Inflasi 0,09 persen di Kota Banjarmasin merupakan inflasi tertinggi yang terjadi di wilayah Kalimantan, dan terendah di Kota Samarinda sebesar 0,07 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kota Tarakan sebesar 0,92 persen, dan terkecil di Kota Sampit sebesar 0,15 persen,” ungkapnya. (ykw/dny)