Adipura adalah program nasional dilaksanakan setiap tahun oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Program Adipura ini sudah berlangsung sejak tahun 1986, terhenti 1998, dan dilanjutkan lagi tahun 2022.
Iday Ranban, Redaktur
ADIPURA diberikan kepada kabupaten/kota yang dinilai “berhasil melaksanakan program kebersihan dan pengelolaan lingkungan.” Katagori kabupaten/kota penerima Adipura terdiri metropolitan, besar, sedang, dan kecil. Namun, tak seluruh kabupaten/kota di Indonesia ikut serta sebagai peserta.
Penghargaan Adipura sedianya terbagi dari Adipura Paripurna, Adipura Kirana, dan Adipura Buana kini menjadi hanya Adipura Kencana dan Adipura.
Adipura Kencana diberikan kepada kabupaten/kota dengan peringkat 3 besar nasional untuk kota metro besar dan 10 besar nasional untuk kota sedang kecil, selain itu juga harus sudah 3 kali berturut-turut setiap tahun tanpa putus mendapatkan penghargaan Adipura. Selain itu juga ada kriteria khusus Adipura Kencana telah dipenuhi.
Adipura diberikan kepada kabupaten/kota yang telah berhasil memenuhi syarat nilai minimal sesuai dengan penilaian berdasarkan kriteria Adipura.
Sertifikat Adipura diberikan kepada kabupaten/kota yang memiliki peningkatan nilai Adipura lebih dari 3 point dari nilai tahun sebelumnya, dengan kata lain kabupaten/kota tersebut memiliki peningkatan kinerja.
Plakat Adipura diberikan kepada kabupaten/kota memiliki lokasi yang memiliki rata-rata nilai tertinggi nasional dengan kategori: pasar terbaik, taman kota terbaik, hutan kota terbaik, terminal terbaik, dan TPA terbaik. Tahun ini juga diberikan penghargaan plakat Adipura tambahan kepada pengelola TPA Regional Terbaik.
Penyerahan penghargaan Adipura biasanya diserahkan oleh Presiden atau Wakil Presiden Republik Indonesia, namun anugerah Adipura tahun 2022 ini diserahkan oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya kepada para kepala daerah penerima Adipura di Auditorium Dr. Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta (28/2/2023).
Sebanyak 150 penghargaan Adipura diserahkan kepada 150 kepala daerah. Pelaksanaan Program Adipura 2022 itu sendiri dilaksanakan terhadap 258 kabupaten/kota se-Indonesia, atau 50,2% dari 514 kabupaten/kota di Indonesia.
Adapun rincian dari kabupaten dan kota penerima Adipurna, terdiri 5 kabupaten/kota peraih Anugerah Adipura Kencana, yakni penghargaan tertinggi bagi kabupaten dan kota karena mampu menunjukkan kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang inovatif dan berkelanjutan.
Berikutnya, 80 kabupaten/kota meraih Anugerah Adipura. Lalu, 61 kabupaten/kota memperoleh penghargaan Sertifikat Adipura, dan 4 kabupaten/kota menerima penghargaan Plakat Adipura, merujuk pada lokasi tematik dengan kondisi pengelolaan sampah terbaik.
Kalau sebelumnya penghargaan Adipura diumumkan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup pada 5 Juni, Adipura tahun 2022 diumumkan dan diserahkan berdekatan Hari Peduli Sampah Nasional 2023, 21 Februari 2023.
Tak terkait dengan siapapun kabupaten/kota penerima Adipura, peserta lomba Adipura, tanggal pengumuman Adipura, pejabat negara yang menyerahkan Adipura, adalah penilaian kelayakan Adipura bagi kabupaten/kota ditentukan oleh masyarakat itu sendiri.
Mengapa masyarakat yang menentukan? Masyarakat setempat di kabupaten/kota itu mengetahui dan merasakan langsung setiap denyut jantung dan desah nafas dalam setiap detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun terhadap situasi dan kondisi kebersihan dan lingkungannya.
Apresiasi tinggi dan suka cita disematkan untuk kabupaten/kota dinobatkan sebagai peraih Adipura, pertama kali, berkali-kali, atau puluhan kali, karena sudah bersusah payah meraihnya, entah dengan cara pura-pura maupun sepenuh daya dan upaya.
Kenapa disebut pura-pura? Adipura sarat manipulasi terkadang tak dapat dipungkiri. Tim Penilai datang, jauh hari sudah terendus kedatangannya dan lokasi bakal dikunjungi Tim Penilai diketahui dimana saja, sehingga sterilisasi dalam semalam suntuk bagai Bandung Bondowoso mampu membuat Seribu Candi bisa dikerjakan.
Manipulasi lain ingatlah kasus korupsi menjerat Walikota Bekasi ditahun 2010, dikutip dari media online kompas.com bahwa Mochtar terjerat kasus korupsi karena dituduh menyuap anggota DPRD Bekasi sebesar Rp 1,6 miliar untuk memuluskan pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2010.
Selain dituduh menyuap anggota DPRD, Mochtar juga diduga menyalahgunakan anggaran makan-minum sebesar Rp639 juta untuk memuluskan pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2010.
Nah, digarisbawahi ialah dia juga diduga memberikan suap sebesar Rp500 juta untuk mendapatkan Piala Adipura 2010. Lalu, kasus lainnya menyuap pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) senilai Rp 400 juta agar mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian.
Mochtar sempat diputus bebas oleh majelis hakim pengadilan tindak pidana korupsi Bandung. Namun, di tingkat kasasi tahun 2012, Mochtar dinyatakan terbukti bersalah dan divonis 6 tahun penjara. Setelah mendapat remisi, ia bebas dari bui pada Juni 2015.
Berbicara tentang Adipura ternyata dipenuhi dan intrik. Padahal, program Adipura dimaksudkan membantu pemerintah daerah optimalisasi konsep Tata Kelola Lingkungan yang Baik (Good Environmental Governance), dengan sasaran terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good Governance.)
Adipura diraih memang suatu kebanggaan bagi kabupaten/kota. Diwujudkan dalam berbagai bentuk mulai ucapan sana sini, memasang umbul-umbul di setiap sudut kota, arak-arakan pawai keliling kota, gelar acara syukuran sebagai ungkapan kemenangan, lalu berdirinya tugu Adipura.
Makna terkandung dari Adipura adalah menaikkan citra dan prestise kepala daerah dan kabupaten/kota yang dipimpinnya, klaim keberhasilan apalagi terjadi jelang tahun politik dan musim pilkada.
Makna sesungguhnya dari Adipura adalah komitmen menjaga kebersihan dan pengelolaan lingkungan menjadi lebih baik, di antaranya kelangsungan pengelolaan persampahan, drainase, penghijauan, ruang terbuka hijau dan taman kota, sungai tak tercemar berikut dangkal dan penyempitan, partisipatif masyarakat, penataan pasar baik pedagang toko maupun pedagang kaki lima, dan sebagainya.
Pengelolaan persampahan oleh pemerintah daerah dengan membuktikan kelayakan dan kualitas mulai dari pemilahan, pengumpulan, pengangkutan hingga pemrosesan akhir di tempat pembuangan akhir, termasuk pula perhatian terhadap petugas kebersihan dan laiknya sarana operasional.
Tentu saja menjadi hal penting selain keterlibatan masyarakat di dalam pengelolaan kerbesihan dan lingkungan, adalah ketersediaan anggaran dan akuntabilitas anggaran.
Akhir kata, selamat memperingati Hari Peduli Sampah Nasional.
Selamat kepada kabupaten dan kota peraih Adipura.
Salam Lestari!