Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Bahas Alur Pemasaran Hasil Pertanian di Food Estate, Kementan Jajaki Swasta

Avatar
383
×

Bahas Alur Pemasaran Hasil Pertanian di Food Estate, Kementan Jajaki Swasta

Sebarkan artikel ini

Kementerian Pertanian (Kementan) mulai jajaki swasta terkait pembahasan alur pemasaran hasil pertanian di food estate.

BANJAR,koranbanjar.net – Pengembangan kawasan tanaman pangan skala luas (food estate) di lahan rawa Kalimantan Tengah, merupakan program terobosan peningkatan produksi pangan.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Hal ini mengingat meluasnya dampak COVID-19, dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kebutuhan pangan serta perubahan iklim.

Pengembangan kawasan food estate berbasis korporasi petani di lahan rawa Kalimantan Tengah juga memiliki keunggulan komparatif.

Seperti potensi sumberdaya lahan yang sesuai cukup luas, sumberdaya air dan iklim sesuai, serta dukungan modal sosial budaya.

Kementan berperan untuk melakukan terobosan, guna memecahkan permasalahan alur pemasaran hasil pertanian.

Terutama beras dari petani di kawasan food estate.

Guna menindaklanjuti permasalahan ini, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan PascaPanen Pertanian (BB Pascapanen) Bogor Kementan melakukan penjajakan kepada pihak Swasta di Kalimantan Selatan, Sabtu (05/09/2020).

Berjumlah 10 orang tim dari BB Pascapanen didampingi perwakilan dari BBPP Binuang, Penyuluh Pertanian BPP Kertak Hanyar serta Babinsa Kecamatan Kertak Hanyar.

Yakni, mengunjungi Perusahan Penggilingan Padi (RMU) di Jalan Ahmad Yani Km8 Kabupaten Banjar Kalsel.

Dr Ridwan Rahmat dari BB Pascapanen mengutarakan maksud dan tujuan berkunjung ke Gudang RMU milik Akyong.

Ini adalah untuk mengetahui mekanisme penyerapan atau pembelian beras dari korporasi di kawasan food estate ke perusahaan swasta yang ada di Kalimantan Selatan.

“Tujuan utama kami berkunjung kesini adalah mengetahui kualitas atau standar seperti apa, agar beras dari petani di food estate dapat masuk kesini,” ungkap Ridwan.

Seperti diketahui bahwa kualitas beras yang diterima oleh Akyong adalah beras terbaik dari segala hal.

Baik dari kadar air, warna dan juga varietasnya,” ungkap Ibu Hilda Koordinator BPP Kertak Hanyar.

Karena beras yang dihasilkan gudang penggilingan beras disini menghasilkan beras premium.

Akyong menceritakan, banyak hal harus diperhatikan untuk dapat menjaga kualitas beras agar dapat diterima oleh perusahaan miliknya.

Seperti contoh penggunaan alat pengering atau drayer dan alat pengupas kulit (PK), wajib menggunakan spesifikasi terbaik.

Akyong mengaku senang atas kedatangan dari Kementan dan menyambut baik jika pemerintah merangkul.

Serta bekerjasama dengan pihak swasta, untuk pengembangan kawasan food estate di Kalimantan Tengah.

“Permasalahan alur pemasaran beras sebenarnya tidak hanya masalah kualitas beras saja,” kata dia.

Namun, lebih penting adalah pola pikir petani dan pengusaha penggilingan padi untuk menjaga komitmen perjanjian kerjasama.

“Saya akan bantu dari hulu hingga hilir jika korporasi di food estate konsisten mengirimkan beras kepada kami,” ungkapnya.

Baik itu kualitas jelek, sebut Akyong, ataupun kualitas baik. (bayu,toni/bbppbinuang/dya)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh