Banjir yang melanda Wilayah Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala membuat masyarakat melakukan Audiensi dengan Komisi III DPRD Kalsel dan pihak perusahaan PT Palmina serta PT Putra Bangun Bersama. Perusahaan tersebut ditengarai membuang air limbah yang menyebabkan terendamnya lahan pertanian warga.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Audiensi yang digelar di Aula Ismail Abdullah, Kamis (13/4/2023) dan dipimpin oleh Sektretaris Komisi III, Gusti Abidinsyah ini berjalan cukup alot.
Gusti Abidinsyah menyampaikan banjir yang tak kunjung surut membuat warga geram kepada PT Palmina dan PT Putra Bangun Bersama karena buangan air limbah tersebut.
“Yang pertama karena adanya banjir yang tak kunjung surut dan ditambah buangan air limbah dari perusahaan yang mengakibatkan daerah sekitar banyak terendam,” kata Politisi Partai Demokrat ini.
Diketahui Gusti Abidinsyah, sebelumnya perusahaan dan masyarakat sekitar sudah melakukan kesepakatan dan perusahaan sudah melaksanakan beberapa kesepakatan tersebut.
“Sebelum datang kesini, Masyarakat sudah ada kesepakatan dengan perusahaan. Dan sebagian sudah ada yang dijalankan oleh pihak perusahaan cuma ini tidak menyelesaikan masalah. Kita hendaknya ini cepat selesai,” ucapnya.
Arya, Perwakilan perusahaan PT Palmina dan PT Putra Bangun Bersama juga turut menyampaikan kinerjanya terkait buangan air limbah, menurutnya solusi yang di tawarkan tidak bisa terlaksana tanpa dukungan dari Pemkab setempat.
“Kita sudah upayakan untuk membantu masyarakat sekitar dengan beberapa solusi. Solusi ini tentu tidak bisa kami kerjakan sendiri karena daerah Jejangkit secara tupoksinya masuk wilayah Pemkab Batola. Jadi kami selaku perusahaan ketika mengerjakan kegiatan diluar wilayah, kami harus koordinasi dengan Pemkab Batola,” kata Arya.
Lanjutnya, Pemkab Batola sudah memberikan arahan untuk membuka saluran, tapi kegiatan tersebut harus berkolaborasi dengan warga terdampak agar tidak timbul masalah di kemudian hari.
Camat Jejangkit, Mukti Wahono mewakili warga yang terdampak mengatakan aliran air di wilayahnya terganggu karena adanya pemotongan aliran.
“Dari penelusuran masyarakat banyak saluran yang dulunya itu berfungsi mengalirkan air, sekarang terganggu disebabkan pemotongan aliran itu. Dari pemkab, kita sudah melakukan rapat, hasil dalam rapat tersebut akan dilakukan normalisasi sungai. Normalisasi di daerah Sawahan, Sungai Rantau Bedauh, Sungai Cirebon, Sungai Habaya, dan Handil 5,” ucap Mukti
Setelah mendengar pendapat dan masukan dari kedua belah pihak, Gusti Abidinsyah mengusulkan jalan tengah agar kegiatan masyarakat dan perusahaan bisa berjalan berdampingan.
Jangka pendeknya, pihak perusahaan PT Palmina dan PT Putra Bangun Bersama harus turun kelapangan yang dibantu pihak Balai Wilayah Sungai dan Aparat Desa.
“Mudah-mudahan ini ada niat baik dari pihak perusahaan, kita sepakat dalam tiga hari ini mereka harus turun ke lapangan,” ujarnya.
Untuk Jangka panjangnya akan dibuat kajian menyeluruh tentang Banjir di Wilayah Jejangkit dan disponsori penuh oleh perusahaan terkait, bukan dari pemerintah.
“Kita akan bentuk tim terdiri dari pihak perusahaan, masyarakat, dan aparat juga. Keputusan itu mau ditutup atau dibuka blocking nya itu terserah. Yang penting wilayah Jejangkit tidak kebanjiran dan bisa melakukan pertanian kembali,” tandas Abidin. (Bay)