Kota Banjarbaru, sebagai salah satu daerah penyangga Banjarmasin. Yang sejak Minggu (19/4/2020) kemarin, Kota Banjarmasin telah disetujui oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani mengatakan pihaknya masih sedang dalam proses pengkajian.
BANJARBARU, koranbanjar.net – Persetujuan itu, tertuang pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/261/2020 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/262/2020.
“Ini sedang kita kaji. Kan ditanyakan juga stok kita di bulog berapa, karena daerah itu punya cadangan pangan di sana (bulog). Semua kita lakukan kajian. Insya allah, stok pangan kita mampu lah,” ujar Nadjmi, Senin (20/4/2020), kepada wartawan saat ditanya apakah Banjarbaru siap menerapkan PSBB, usai rapat Paripurna di Kantor DPRD Banjarbaru.
Ia membeberkan, hari ini Pemprov Kalsel mengundang semua daerah penyangga kota Banjarmasin seperti Kabupaten Banjar, Barito Kuala (Batola), Tanah Laut (Tala), termasuk Kota Banjarbaru. Untuk mempersiapkan, apabila dilakukan usulan bersama penetapan sebagai daerah yang memberlakukan PSBB.
“Kemungkinan, analisa pemprov meliputi beberapa indikator persyaratan menetapkan PSBB di suatu daerah. Karena pentingnya menyikapi hal itu,” tuturnya
Baca juga;
Kata dia, mesti melihat bagaimana secara kesehatan apakah memang diyakini bahwa memang terjadi transmisi lokal. Data kita memang menunjukkan ada. Kemudian, apakah sebarannya sudah merata diseluruh kecamatan dan kelurahan. Sehingga, penerapannya itu akan sama.
“Lalu, bagaimana penyiapan jaring pengaman sosialnya. Karena menerapkan sanksi dan kesiapan lainnya. Beberapa indikator itu, akan dirapatkan. Jika memenuhi syarat, maka siap tidak siap, suka tidak suka, mau tidak mau kita akan merapat menerapkan PSBB,” paparnya.
Menurutnya, penerapan PSBB itu bisa jadi usulan, atau dari pemprov sendiri melihat. Jika hanya Kota Banjarmasin saja yang melakukan pemberlakuan, bisa jadi tidak efektif.
“Karena ada pergerakan manusia. Contohnya, dari Banjarmasin ke Banjarbaru, Martapura, dan Batola. Sebab, yang beraktivitas di Banjarmasin banyak juga yang punya rumah di perbatasan Batola,” ungkapnya. (ykw/maf)