Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Kalsel

Antisipasi Karhutla 2025, Gubernur Kalsel Usulkan 7 Helikopter dan Modifikasi Cuaca

Avatar
55
×

Antisipasi Karhutla 2025, Gubernur Kalsel Usulkan 7 Helikopter dan Modifikasi Cuaca

Sebarkan artikel ini
Wawancara Gubernur Kalsel H Muhidin dengan awak media. (Foto: Leon/Koranbanjar.net)

Menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang diperkirakan mencapai puncaknya pada Agustus 2025, Gubernur Kalimantan Selatan H Muhidin bergerak cepat. Ia telah mengusulkan 7 unit helikopter serta program modifikasi cuaca guna memperkuat upaya pencegahan dan penanganan bencana ini.

‎BANJARBARU, koranbanjar.net ‎Usulan tersebut disampaikan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Rinciannya, 5 helikopter akan difungsikan untuk water bombing (pemadaman dari udara), sedangkan 2 unit lainnya digunakan untuk patroli dan pemantauan titik api secara langsung.

‎“Tim darat sering kali kesulitan menjangkau lokasi yang jauh dan sulit diakses. Helikopter patroli ini penting untuk mendeteksi dan merespons dini penyebaran api,” jelas Bambang Dedy Mulyadi, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Kamis (12/6/2025).

‎Lebih lanjut, Gubernur juga mengajukan permohonan modifikasi cuaca kepada BMKG. Tujuannya: membuat hujan buatan saat kekeringan melanda. Strategi ini diharapkan bisa mengisi kembali waduk, bendungan, serta jaringan drainase, agar tersedia cukup air untuk keperluan pemadaman.

‎Titik Api Mulai Muncul, Tim Sudah Bergerak

‎Meski puncak kemarau belum tiba, ratusan titik api telah mulai terdeteksi. Meski begitu, BPBD menilai fluktuasi titik api ini masih wajar, mengingat intensitas hujan yang masih turun di beberapa wilayah.

‎“Kalau hujan turun, titik api biasanya menghilang. Tapi tetap perlu diwaspadai,” ujar Bambang.

‎Saat ini, BPBD Kalsel bersama BPBD kabupaten/kota dan didukung oleh unsur TNI/Polri tengah menyiapkan Posko Siaga sesuai pedoman penetapan status darurat dari BNPB. Kesiapsiagaan ini mencakup patroli wilayah rawan, pemantauan titik air, hingga pengecekan elevasi permukaan air di bendungan dan irigasi.

“Kami sudah mengerahkan tim untuk memastikan kondisi sumber air, apakah stabil, naik, atau justru turun,” tambahnya.

‎Belajar dari Tahun Lalu: Mitigasi Lebih Sigap, Kebakaran Lebih Kecil

‎Bambang juga mengungkapkan, penanganan karhutla pada 2024 menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Luas lahan terbakar menurun drastis, dari sekitar 3.000 hektare pada 2023 menjadi hanya 600 hektare pada 2024. (yon/bay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh