Sebuah forum pendidikan politik Ambin Demokrasi mengupas tentang Ibu Kota Negara (IKN) dalam hiruk pikuk pemilihan umum (pemilu), di Rumah Alam Jalan Sungai Andai Banjarmasin.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Menurut salah satu anggota Ambin Demokrasi, Noorhalis Majid, saat pemilu inilah warga Kalimantan yang pro terhadap IKN menyuarakan dukungannya.
Bila ingin kesejahteraan, jalannya adalah pemerataan. IKN bertujuan memeratakan pembangunan yang selama ini sangat jomblang.
“Terutama antara Jawa dan luar Jawa, yang bedanya begitu jelas. Antara Indonesia Barat, Tengah dan Timur. Semakin ke tengah dan ke timur, semakin nampak ketimpangannya,” ujarnya.
Lanjutnya, kalau ingin membangun posisi tawar lupakan sejenak figur Capres yang sudah bersemayam dalam kepala. Mari perhatikan dan simak, siapa yang mendukung keberlanjutan IKN. Siapa yang punya program pemajuan Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan sebagai daerah penyangga.
“Siapa yang berpihak terhadap pemulihan alam Kalimantan, yang terlanjur dirusak secara gegap gempita,” ucapnya.
Dikatakannya bila tidak jelas narasinya tentang IKN, alamat tidak ada pemerataan. Mungkin Kalimantan akan tetap menjadi anak tiri dalam pembangunan nasional.
“Sumber daya alam dikuras, tapi kompensasinya tidak memadai, tidak cukup untuk membangun sumber daya manusia,” tuturnya.
Setelah narasi soal kelangsungan dan keberlanjutan IKN menjadi final, bila perlu harga mati, barulah bernegosiasi soal Capres.
Menurut hematnya, jadikan IKN sebagai posisi tawar. Siapa ingin dipilih, harus pro terhadap IKN. Kalau ragu atau tidak bersedia, silahkan cari suara di tempat lain, Kalimantan ingin bangkit dan menuntut pemerataan.
Begitulah sambung Noorhalis Majid posisi tawar yang dinarasikan. Ujarnya jangan keburu menentukan Capres, baru kemudian narasinya dicocok-cocokkan, dicari-cari supaya pas dan tepat.
“Sementara kepeduliannya terhadap konsen dan perhatian masyarakat pemilihnya tidak jelas,” sebutnya.
Dia menegaskan kalau tidak mampu menegosiasikan kepentingan, maka pemilu hanya menjadi “aruh” lima tahunan saja, tidak bermakna. (yon)