Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Amankan Produksi Padi di Tala, Penyuluh Kompak Lakukan Gerdal Tikus

Avatar
267
×

Amankan Produksi Padi di Tala, Penyuluh Kompak Lakukan Gerdal Tikus

Sebarkan artikel ini

Untuk mengamankan produksi padi di musim tanam kedua April – September di Kabupaten Tanah Laut (Tala), jajaran kostratani Kecamatan Bumi Makmur kompak lakukan gerakan pengendalian (Gerdal) tikus bertempat di Desa Handil Maluka, Senin (27/7/2020)

BUMI MAKMUR,koranbanjar.net – Gerdal tikus karena diketahui bersama tikus mmerupakan permasalahan yang sering meresahkan petani terlebih saat padi sudah memasuki fase generatif.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Berbeda dengan saat vegetatif, kerusakannya masih dapat ditolong dengan adanya anakan baru.

Maka, kerusakan pada fase generatif oleh tikus dapat menimbulkan kerugian bersar bahkan berakibat gagal panen.

Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Kecamatan Bumi Makmur Kabupaten Tanah Laut, Susiyati menerangkan, hal ini menjadi alasan dilakukan gerakan pengendalian alias gerdal.

“Hasil pengamatan 8 persen, ini masih di bawah ambang, tapi karena padi sudah memasuki fase generatif maka diputuskan dilakukan gerakan pengendalian. Ada 2 hektare rusak karena serangan tikus di hamparan, dan 50 hektare perlu diwaspadai” ungkap Susiyati.

Bumi Makmur memiliki capaian luas tanam padi tertinggi di Tanah Laut pada musim tanam April September 2020, sebagaimana laporan Adi Irwansyah, Mantri Tani “Sniper Kostratani” Kecamatan Bumi Makmur, yang sekaligus petugas lapangan.

“Musim tanam April – September ini ada 4.127 hektare tanaman padi tersebar pada 11 desa, dengan jumlah 124 kelompok tani,” kata Adi.

Diungkapkannya, varietas dominan adalah siam, pandak, unus kuning, unus putih, dan unus mayang. Varietas ini biasa ditanam musim kemarau. Produktvitas yang sudah-sudah 3 sampai 3,2 ton per hektare.

Dengan produktivitas yang biasa mencapai rata-rata 3 sampai 3,2 ton per hektare, maka diperkirakan Bumi Makmur akan memberikan konstribusi produksi sebanyak 12.381 hingga 13.206 ton.

“Gerakan pengendalian dimaksudkan untuk mengamankan produksi itu. Pengendalian tikus dilakukan dengan pengemposan racun pernafasan Brankus 57PS dan racun umpan Tanikus 0.005 BB 200 gram,” ungkap Adi.

Gerdal Tikus Dibatasi yang Terlibat

Dalam situasi pandemi Covid-19, gerakan hanya melibatkan 10 orang petani yang lahannya berada di hamparan lahan terserang tikus.

Dengan digerakkan oleh para Penyuluh Pertanian dan Babinsa Kecamatan Bumi Makmur, para petani menyusuri semua pematang dan “membombardir” lubang-lubang tikus aktif yang dapat diketemukan.

Gerdal tikus dengan bombardir racun di lubang-lubang aktif. (Foto: Susiyati)
Gerdal tikus dengan bombardir racun di lubang-lubang aktif. (Foto: Susiyati)

Hadir dalam gerdal, Kadistan Provinsi Kalimantan Selatan H Syamsir, Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Banjarbaru H Fauzi Noor, Kepala laboratorium Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sungai Tabuk Firmansyah.

Dalam sambutannya usai kegiatan gerdal, Syamsir mengatakan bahwa dia sangat prihatin terhadap area padi yang terdampak hama dan mengajak untuk bersama-sama turun ke titik-titik  terdampak serangan hama.

“Saya akan bergerak di areal yang terkena dampak termasuk tikus. Saya mengajak kepala BPTPH turun bersama ke titik-titik terkena dampak. Kita lokalisir agar tidak menimbulkan kerugian besar. Jangan biarkan petani bergerak sendiri,” ujar Syamsir.

Menurutnya, banyak petani meratapi kegagalan. Oleh karenanya , lebih lanjut dia berpesan kepada petani jika ada masalah serangan hama segera lapor ke petugas.

“Jika ada serangan hama dan tak bisa ngatasi segera lapor ke PPL, mantri tani, atau  kepala BPP. Kita siapkan bantuan paling tidak benih untuk tanam lagi. Jangan sampai menyesali atau meratapi kegagalan,” pungkasnya. (mbs/BBPP Binuang/dya)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh