Kemeriahan syukuran panen padi masyarakat adat Desa Liyu, Balangan, kini bersanding dengan daya tarik wisata budaya adat.
BALANGAN, koranbanjar.net – Usai tertunda selama 2 tahun, Syukuran paska panen, bertajuk festival budaya Mesiwah Pare Gumboh (MPG), kembali digelar untuk kali ke empat. Pada 22-24 Juli 2022.
Kegiatan MPG ini bukan hanya melibatkan masyarakat desa, pelaksanaan MPG 2022, turut menyertakan kehadiran para relawan lintas komunitas
Menurut Kepala Adat Liyu, Ali Ancen, pelaksanaan MPG, secara tradisi, awalnya dilakukan secara individu.
“Paska panen, keluarga mengungkapkan rasa sukur melalui prosesi seserahan hasil panen, sebagai ucapan terimakasih pada sang pencipta,” ujarnya.
Mengingat saat membuka perladangan, ujar Ali Ancen, mengubah tatanan lingkungan yang ada, berpotensi merusak hutan, juga sungai.
Sebagai manusia, tentu ada perjanjian dengan Tuhan, jika perladangan berhasil sukses, selamatan bakal digelar, sebagai timbal balik, menyampaikan hasil panen pada leluhur, minta perlindungan, keselamatan dan rejeki.
Seiring bergulirnya waktu, masyarakat kian berkembang. Melalui musyawarah bersama, disepakati bahwa gelaran MPG, dilaksanakan secara kolektif.
“Selain menghemat waktu, MPG awalnya, juga jadi pengingat tentang nilai-nilai kearifan lokal bagi generasi muda Liyu, agar bisa bertahan di tengah cepatnya perkembangan jaman,” ujarnya.
Namun, MPG kini tak sekadar menjadi penyambung pewarisan nilai untuk generasi berikutnya, ia bahkan merepresentasikan wajah Balangan hingga ke tingkat nasional.
Dalam pembukaan MPG ke empat ini, mewakili manajemen PT Adaro Indonesia, CRM Department Head, Djoko Susilo mengatakan, Liyu yang berada di ujung batas Balangan, dengan semangat gotong royong.
Serta upaya serius memajukan kebudayaan, bertransformasi menjadi kebanggaan bersama.
“Setelah berdialog panjang, kami mendapati banyak potensi budaya dan kearifan lokal yang bisa diangkat, di antaranya MPG, yang kini kita lihat perkembangannya dari tahun ke tahun, sangat membanggakan,” kata Djoko.
Sebagai tetangga yang baik, lanjutnya, Adaro tentu sangat mengapresiasi perkembangan tersebut.
Sehingga kemandirian yang sejatinya berasal dari kerja keras masyarakat Liyu, terutama dalam upaya memajukan kebudayaan, sudah terlihat hasilnya.
“Karena kebudayaan itu sendiri, merupakan cikal bakal lahirnya peradaban,” pungkasnya.
Bupati Balangan, H Abdul Hadi menyatakan, apresiasi terhadap keuletan warga Liyu, sekaligus dukungan penuh Adaro dan mitra kerja.
“Saat ini, kita sedang berupaya memaksimalkan pembangunan infrastruktur akses menuju tempat wisata, sehingga Balangan suatu saat nanti, bisa menjadi tujuan masyarakat Kalsel untuk berlibur,” tegasnya.
Usai meresmikan kegiatan, Abdul Hadi bersama rombongan Muspida, Adaro, dan mitra kerja, diajak menari Bagintur bersama.
Mereka juga melakukan penanaman pohon, serta merasakan sensasi menyumpit sebagai bagian dari kegiatan MPG. (vit/dya)