Rumah milik Zakaria (50) warga Dusun Hariang, Desa Mawangi, Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) sudah dua kali terkena bencana alam tanah longsor.
AHMAD SYAIFIN NUHA, Padang Batung
SEBELUMNYA, saat hujan deras pada November 2020 lalu sebagian belakang rumah Zakaria juga tertimpa longsor. Namun, tidak separah kejadian dinihari tadi.
Setelah kejadian pertama, tumpukan tanah yang menimpa. Kemudian, rumah Zakaria kembali ditempati karena kerusakan tidak terlalu parah.
Bersama keluarga, Zakaria mengaku trauma tinggal di rumah. Ia masih bimbang untuk tetap bertempat tinggal disana atau pindah.
“Seandainya memiliki tanah di tempat lain, mungkin kami akan pindah lokasi rumah,” kata Zakaria kepada penulis, Senin (11/1/2021).
Bencana alam itu diperkirakan karena meningkatnya curah hujan di wilayah Kabupaten HSS hampir semalaman penuh pada Minggu kemarin.
Rumah Zakaria yang terletak di Jalan Hasan Basry Kandangan-Loksado tersebut berdekatan dengan sisi tebing gunung, sehingga tanah longsor langsung menimpa bagian belakang rumahnya.
Zakaria mengungkapkan kepada penulis, saat musibah terjadi dia bersama 4 anggota keluarga lain di dalam rumah sedang tidur lelap.
Sekitar pukul 03.00 Wita, tiba-tiba terdengar suara dinding rumahnya berderak. Ia terbangun dan segera memeriksa asal bunyi.
“Setelah membuka kamar, ternyata ada air bercampur tanah yang mengalir ke seluruh ruangan dari belakang hingga ke depan rumah,” ungkapnya.
Zakaria bergegas membangunkan seluruh anggota keluarga untuk mengeluarkan seluruh barang berharga dari rumah, dan melakukan evakuasi ke tempat aman.
Hingga matahari terbit, longsoran tanah gunung di belakang rumahnya perlahan turun dan memenuhi seisi rumah.
Hampir separuh bagian rumah rusak parah dan seluruh bagian rumah menjadi kotor. Untungnya, tidak ada korban jiwa dari musibah tersebut. (mj-030/dya)