Untuk memastikan stok pangan di masa New Normal, Penyuluh Kostratani Hulu Sungai Tengah (HST) anjangsana ke Kelompok Tani (Poktan), Sabtu (08/08/2020). Peninjauan ini sebagaimana imbauan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Momon Rusmono menegaskan, adanya penguatan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dengan gerakan Kostratani.
HULU SUNGAI TENGAH,koranbanjar.net – Momon mengemukakan, Kementan memiliki tiga program utama dalam mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern, melalui gerakan Kostratani.
“Program utama ini merupakan momen untuk bangkitnya lagi penyuluhan pertanian Indonesia,” kata dia.
Kostratani adalah gerakan pembaharuan pembangunan pertanian kecamatan, melalui optimalisasi tugas, fungsi dan peran BPP dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
Pasukan utamanya adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang bertugas di BPP, mengawal dan mendampingi petani dalam penyediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya di wilayah kerja atau binaan.
Walaupun masih dalam masa pandemi Covid-19, dalam melaksanakan tugas tersebut, PPL dari BPP Labuan Amas Selatan (LAS) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), turun langsung mendampingi petani dan melakukan kegiatan Anjangsana dan Anjang Usaha diberbagai komoditas, Sabtu (08/08/2020)
Netty Ahadiati SST selaku penyuluh di Desa Mundar mengatakan, anjangsana dilakukan selama 4 hari dalam sepekan. Yaitu, Selasa sampai Jumat dan tetap memegang protokoler kesehatan.
“Anjangsana merupakan salah satu langkah awal untuk mengadakan pendekatan dengan kelompok tani atau petani dalam penyampaian program pemerintah dikaitkan kebutuhan petani,” jelas Netty.
Netty menambahkan, jika dalam anjangsana nantinya didapat sinegritas kegiatan yang benar-benar terencana, terarah dan terukur dengan baik.
“Sehingga kedepannya petani dapat lebih terarah dalam mengusahakan usaha tani,” imbuhnya.
Selanjutnya di pekan sama, Rahmi Agustina dan Irma SP penyuluh di Desa Durian Gantang dan Pantai Hambawang juga melakukan kegiatan Anjang Usaha ke petani padi IP 200 di Poktan Bentawi Membangun dan di petani cabai.
Dalam kunjungan tersebut, Rahmi menjelaskan tentang fenomena anomali iklim yang saat ini sedang terjadi di Kalimantan Selatan umumnya, adalah Iklim La Nina atau musim kemarau basah. Walaupun sudah memasuki musim kemarau tetapi sesekali akan turun hujan.
“Hal inilah yang harus diantisipasi oleh petani padi tadah hujan di Desa Durian Gantang dalam mengusahakan budidaya padinya agar produksi dan ketersediaan pangan tetap terjaga,” kata Rahmi.
Sedangkan informasi didapat dari Irma yang melakukan anjang usaha pada petani cabai rawit di Desa Pantai Hambawang, membawa kabar cukup menyenangkan bagi petani cabai dengan meningkatnya harga cabai di tingkat petani.
Satu pekan sebelumnya masih harga Rp10.000/kg, tapi pekan ini sudah menjadi Rp26.000/kg nya.
“Hal ini tentu saja menjadi motivasi tersendiri bagi petani cabai untuk terus berbudidaya dan berproduksi cabai dengan lebih baik lagi,” pungkas Irma. (Septiana/bbpp binuang/dya)