Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar

Rakerkesda Kalsel, Wabup HSS Bercerita Kerjasama Dukun Kampung dan Bidan

Avatar
286
×

Rakerkesda Kalsel, Wabup HSS Bercerita Kerjasama Dukun Kampung dan Bidan

Sebarkan artikel ini

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Menjadi narasumber pada rapat kerja kesehatan daerah (Rakerkesda) Kalimantan Selatan (Kalsel) 2020, Wakil Bupati (Wabup) Hulu Sungai Selatan (HSS) Syamsuri Arsyad, memaparkan program kerjasama dukun kampung dan bidan.

Rakerkesda Kalsel 2020 itu, dilaksanakan Senin (9/3/2020) di Hotel Rattan In Banjarmasin.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Syamsuri Arsyad berbagi kisah, terkait langkah dan strategi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) HSS, dalam menurunkan angka kematian anak dan ibu di daerahnya.

Dalam mengurangi angka kematian ibu dan anak, Pemkab HSS memiliki sebuah program bernama ‘Si Midun ke Faskes’.

Hal itu merupakan akronim dari ‘strategi kemitraan dukun kampung dan bidan merujuk ibu bersalin ke fasilitas kesehatan’.

Program tersebut, termasuk dalam 1 dari 14 Kabupaten se-Indonesia, sebagai top 35 inovasi pelayanan publik, pada 2016 lalu.

Syamsuri mengisahkan, program itu bermula keprihatinan dengan kebiasaan masyarakat, yang lebih memilih ke dukun kampung daripada pergi ke bidan desa.

Kondisi tersebut ujarnya, mengakibatkan tingginya tingkat kematian ibu dan bayi, saat proses persalinan.

Rakerkesda Kalsel, Wabup HSS Bercerita Kerjasama Dukun Kampung dan Bidan
Wabup HSS Syamsuri Arsyad menjadi narasumber di acara Rakerkesda Kalsel 2020.
(foto: humas HSS)

“Inilah awal permasalahan yang dihadapi,” ucap Kak Choe, sapaan akrab Wabup HSS.

Dari permasalahan itu terangnya, muncul gagasan Pemkab HSS untuk mengatasinya.

Tetapi, pemerintah juga tidak ingin memutus profesi dukun kampung dalam masyarakat.

“Akhirnya, Pemkab HSS melalui Dinas Kesehatan membuat kebijakan, agar bidan dan dukun kampung, saling bekerja sama dalam menangani persalinan,” terangnya lagi.

Teknisnya, bidan desa menangani proses persalinan secara medis. Sedangkan dukun kampung, membantu bidan untuk membersihkan ibu dan bayi pasca persalinan.

“Pemerintah juga memberikan insentif kepada para dukun kampung, yang membawa warga melahirkan ke bidan desa atau puskesmas terdekat,” tambahnya.

Melalui kerja sama tersebut ucap Kak Choe, perbedaan pendapat yang terjadi di masyarakat, bisa diselesaikan dengan baik, tanpa harus menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Upaya lain tambahnya, hampir di tiap desa di HSS sudah dibangun pos kesehatan desa (Poskesdes).

Poskesdes tersebut, selain untuk memperluas layanan kesehatan yang tidak terjangkau Pukesmas, juga berperan dalam memberikan pelayanan pra dan pascakelahiran. (yat)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh