BANJARBARU, koranbanjar.net – Ada hal unik dari jamaah Haul Guru Sekumpul asal luar Kalimantan. Sebab, kebanyakan orang paruh baya hanya memakai kaos kaki untuk alas kaki. Bahkan, ada pula yang tak menggunakan alas kaki.
“Kemungkinan, mereka (orang paruh baya) yang seperti itu memiliki kepercayaan tersendiri. Tapi, penumpang lain justru bingung karena jadi pusat perhatian,” ungkap Porter Bandara Syamsudin Noor, Izul sembari lontarkan tawa saat ditemui koranbanjar.net, Sabtu (29/2/2020).
Ia menceritakan, pengalaman pribadinya itu. Karena dirinya belum lama bekerja, sebagai porter bandara dibanding rekan kerjanya yang lain.
“Penumpang haul itu, kebanyakan dari Surabaya dan Yogjakarta. Tapi syukurnya, mereka (orang paruh baya) ini tidak peduli ketika orang lain banyak yang melihat,” bebernya.
Sementara itu, pelaksanaan haul ini diakuinya mendapat keuntungan hampir 100 persen. Meskipun, ia tak mematok target tarif yang harus dibayar penumpang atau suka rela.
“Biasanya, saya sehari minimal dikasih orang Rp.50 ribu. Tapi, kalau haul seperti ini saya bisa mendapat Rp.250 ribu,” ucapnya.
Ia memperkirakan, jamaah haul H-1 bisa mencapai ribuan orang yang datang ke banua – sebutan wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Alhamdulillah, haul membawa berkah. Kerjaan saya, lebih ramai daripada biasanya. Apalagi H+2 setelah pelaksanaan haul. Intinya, sambil membantu orang, mengangkat barang bawaan,” pungkasnya. (ykw/dya)