Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
BanjarReligi

BIOGRAFI KH. MUHAMMAD SYARIF BUSTHOMI (GURU OTON)

Avatar
3041
×

BIOGRAFI KH. MUHAMMAD SYARIF BUSTHOMI (GURU OTON)

Sebarkan artikel ini

Muhammad Syarif Busthomi atau Guru Oton adalah putra pasangan H Sibawaihi bin KH. Sya’rani Arif dan Siti Fatimah binti H. Abdussamad Mansur. Dari pihak ayah, H Sibawaihi merupakan putra seorang ulama terkemuka asal Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, yakni KH. Sya’rani Arif. Ulama kharismatik asal Kota Martapura, KH. Sya’rani Arif ini adalah salah seorang dzuriat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datuk Kelampayan. Dia Pimpinan Umum Pondok Pesantren Darussalam Periode ke 5.

Kedua orangtua KH. Muhammad Syarif Busthomi merupakan asli penduduk Desa Kampung Melayu, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Muhammad Syarif Busthomi memiliki istri bernama, Hj. Qurrotul Ain, yang dikaruniai 5 anak. Mereka adalah Muhammad, Ahmad, Nur Riwa, Hasan dan Fatimah. H Muhammad Syarif Busthomi atau Guru Oton dilahirkan di Desa Kampung Melayu, Martapura Timur pada 08 Desember 1969, dengan demikian usianya sekarang sudah 50 tahun.

Adapun pendidikan yang telah ditempuh KH. Muhammad Syarif Busthomi, antara lain, Sekolah Dasar (SD) Permata di Kota Martapura, dilanjutkan ke Pondok Pesantren Darunnasyi’in Lawang Jawa Timur. Kemudian dia menyelesaikan pendidikan setingkat SLTA atau Madrasah Aliyah di Ponpes Hidayutullah Martapura. Usai dari Ponpes Hidayatullah, Guru Oton terus menimba ilmu ke Ponpes Darussalam Martapura dilanjutkan dengan menuntut ilmu ke Ponpes Datuk Kelampayan di Bangil, Jawa Timur.

Muhammad Syarif Busthomi terus memperdalam ilmu agama ke sejumlah ulama besar secara takhassus atau private, antara lain kepada Syekh Umar Khotib bin Abdullah Al Khotib di Singapore, Syekh Umar Karim di Jakarta serta belajar ilmu hadits mu’atho dengan ulama besar seorang Mufti Betawi, Kyai Syafie Khazami.

Muhammad Syarif Busthomi dibesarkan di lingkungan keluarga yang sangat taat beragama, terlebih kakeknya dikenal sebagai seorang Mutiara dari Banjar, ulama besar yang ahli di bidang hadits atau seorang muhadditsin. Sepanjang hidup, pengetahuan kakeknya di bidang agama menjadi rujukan para alim ulama Kota Martapura di zamannya.

Sejak kecil, KH.Muhammad Syarif Busthomi dididik untuk rajin menuntut ilmu agama, mengaji dan taat melaksanakan ibadah sholat lima waktu. Tidaklah heran, sejak kecil hingga sekarang, KH. Muhammad Sayrif Busthomi tak pernah berhenti menuntut ilmu, termasuk hadir di setiap majelis ilmu. Beberapa tempat yang pernah dikunjungi KH.Muhammad Syarif Busthomi untuk memperdalam ilmu agama, antara lain, hadir di majelis ilmu Habib Zein bin Ibrahim bin Smith dan Habib Salim Asyayatiri Madinah.

Sejak masih kecil pula, KH. Muhammad Syarif Busthomi memang sering dikenalkan oleh kedua orangtuanya kepada para alim ulama, kemudian dimintakan doa agar kelak menjadi anak yang sholeh.

Sekarang KH.Muhammad Syarif Busthomi tercatat sebagai pengajar atau pendidik di Pondok Pesantren Darussalam Kota Martapura. Selain itu dia juga mengasuh atau menjadi pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum yang beralamat di samping rumahnya sendiri di Jl. Pangeran Hidayatullah Martapura. Setiap Jumat malam atau Malam Sabtu, dia juga membuka pengajian secara umum. Tidak sedikit jamaah yang sering datang ke majelisnya untuk menuntut ilmu agama. Dia juga mengisi pengajian majelis ilmu di beberapa tempat, salah satunya di wilayah Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

Seringpula Ponpes Darul Ulum yang menjadi asuhannya mendapat kunjungan ulama-ulama besar dari luar atau Timur Tengah. Seperti belum lama tadi, H. Muhammad Syarif Busthomi menerima kedatangan ulama besar asal Afrika Barat, Syekh Muhammad Amin Asyinqity.(*)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh