MARTAPURA, KORANBANJAR.NET – Rapat pleno rekapitulasi suara KPU Kabupaten Banjar molor hingga malam hari ini, Selasa (7/5/2019). Sejatinya sejak kemarin Senin (6/5/2019) pleno tingkat kabupaten ditargetkan sudah selesai, namun PPK Martapura Kota belum selesai melakukan rekapitulasi.
Mau tidak mau pihak KPU Banjar menunggu PPK Martapura Kota selesai. Padahal, rapat pleno PPK Kecamatan semestinya sudah selesai sejak Sabtu (4/5/2019) lalu.
Molornya dari target yang ditentukan membuat isu berkembang bahwa adanya oknum PPK Martapura “bermain” dengan salah satu caleg partai.
Isu itu memuncak saat kembali terhentinya rekapitulasi PPK Martapura akibat menghilangnya Ketua PKK Martapura, Fahriadi, dari rapat pleno. Bahkan pantauan koranbanjar.net Selasa (7/5/2019) siang tadi, pihak KPU Banjar dan KPU Kalsel turun tangan langsung.
Selain persoalan rekapitulasi yang masih harus disingkronkan, KPU juga berhadapan dengan tidak hadirnya Ketua PPK Martapura Kota serta sebagian sekretariat PPK juga tak nampak.
Menanggapi menghilangnya Ketua PPK Martapura Kota, Ketua KPU Kalsel Sarmuji mengatakan, tidak masalah Ketua PPK tidak ada di tempat. Namun menurutnya, yang jadi masalah adalah ketika orang yang menginput data itu tidak ada.
“Yang penting kan dari PPK sudah ada tiga orang, itu sudah qourum. Kemudian untuk mengatasi sekreteriat yang belum lengkap ini kita meminta bantuan kepada KPU Banjar,” ujarnya.
Senada dengan Sarmuji, Ketua Bawaslu Banjar Fajeri Tamzidillah mengaku pihaknya tidak begitu mempermasalahkan ketidakhadiran Ketua PPK di rapat pleno yang waktunya sudah di ujung tanduk ini.
Pasalnya menurutnya, rapat pleno harus secepatnya diselesaikan mengingat rapat pleno KPU Banjar hanya menunggu hasil pleno PPK Martapura.
“Saat ini kita tidak lagi mempermasalahkan ketidakhadiran Ketua PPK, yang penting bagaimana rekapitulasi ini tetap harus berjalan dan selesai hari ini juga. Itu yang kami harapkan,” tegas Fajeri.
Mungkin, tambah Fajeri, mereka sedang kelelahan hingga sakit atau apa sehingga tidak bisa dihubungi.
Setelah beberapa kali telepon Fahriadi dicoba dihubungi pihak KPU bahkan kepolisian sejak pagi, akhirnya sekitar pukul 13.30 Wita diputuskan untuk menjemput Fahriadi di kediamannya di Kelurahan Sekumpul. Penjemputan dilakukan oleh KPU Banjar didampingi Bawaslu dan pihak Polres Banjar.
Usai dijemput dan didatangkan ke kantor kecamatan, Fahriadi mengaku dirinya tertidur pulas di rumahnya.
“Kan malam tadi sampai imsak kita melakukan rekapitulasi. Saya sangat kelelahan. Kurang tidur. Usai salat subuh saya tidak tahu apa-apa lagi. Saya tertidur pulas,” ujar Fahriadi kepada koranbanjar.net.
Disinggung penyebab teleponnya tidak bisa dihubungi, ia berdalih bahwa waktu subuh itu tidak sadar lagi dan lupa dengan teleponnya bahwa batrerai telepon genggamnya sudah habis.
Akibat absennya Fahriadi saat pleno siang tadi, banyak isu yang menyeruak; ada “permainan” di dalam PPK. Namun pria yang akrab disapa Edi itu membantah soal isu tersebut.
“Itu tidak benar. Saya memang benar-benar kelelahan sehingga tertidur pulas. Andai memang saya ada kongkalikong, pasti sudah banyak protes kepada saya. Anda melihat sendiri kan, yang diprotes paling soal kesalahan entry atau human error,” pungkasnya.
Kemudian, anggota PPK Martapura Nurianta mengeluhkan, pihaknya terkejut dengan beban kerja yang dianggapnya begitu berat. Pasalnya mereka harus merekapitulasi sebanyak 370 TPS.
“Bayangkan kalau kami dengan jumlah personil yang sama dengan kecamatan lainnya, sementara kami merekap 370 TPS sedangkan di kecamatan lain ada yang hanya 100 TPS,” katanya. (dra)