BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Puluhan mahasiswa pecinta alam (Mapala) di Banjarbaru dan Martapura menggelar aksi gabungan memperingati Hari Bumi dengan membagikan seribu bibit pohon gratis kepada masyarakat yang melintas di Jalan A Yani, depan Taman Van Der Pijl, Banjarbaru, Sabtu (20/4/2019).
Koordinator Lapangan Deny Apriani mengatakan, selain memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April nanti, aksi ini juga menyuarakan krisis agraria yang sedang terjadi di Kalimantan saat ini.
Menurutnya, hutan Kalimantan sebagai paru-paru dunia telah dieksploitasi perusahaan tambang dan perkebunan kelapa sawit.
Meski sejumlah pertambangan di Kalimantan telah sesuai prosedur, tetapi Deny menyebutkan pada praktiknya ada banyak lubang galian tambang namun dibiarkan begitu saja setelah selesai ditambang.
“Coba kita lihat prosesnya apa yang mereka lakukan setelah pertambangan itu selesai. Seharusnya lubang bekas tambangnya itu dikembalikan lagi, lalu ditanami kembali. Tapi saat ini apa, bukti nyatanya tidak ada,” ujarnya.
Anggota Mapala Apache dari STIMIK Banjarbaru itu mengemukakan, sebagai mahasiswa pecinta alam, kelompoknya merasa sedih dan prihatin terhadap kondisi hutan Kalimantan yang semakin hari semakin sedikit akibat pertambangan, perkebunan kelapa sawit dan pembangunan daerah yang kian pesat.
“Apalagi di Meratus adalah hutan lindung, itu merupakan pegunungan dan hutan terakhir kita. Ibaratnya itu harta terakhir kita di Kalsel. Jadi harapan kami Meratus tetap dijaga, karena jika di sana sudah masuk tambang, apa lagi yang tersisa dari kita nanti,” tandasnya.
Melalui aksi pembagian bibit pohon ini, para peserta aksi berharap agar masyarakat bisa lebih sadar dalam menjaga alam dan lingkungan saat ini. (ykw/dny)