Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Headline

Meski Disupport Anggaran Besar, Sudah 4 Tahun Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Banjar Masih Tinggi

Avatar
117
×

Meski Disupport Anggaran Besar, Sudah 4 Tahun Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Banjar Masih Tinggi

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI - Ibu melahirkan.
ILUSTRASI - Ibu melahirkan.

Meski setiap tahun Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar selalu mendapat support anggaran yang cukup besar dari Pemerintah Kabupaten Banjar untuk mengendalikan angka kematian ibu dan bayi, namun faktanya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sejak tahun 2021 hingga 2024 masih tinggi. Hal demikian diakui oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, dr.Widya Wiri Utami.

BANJAR, koranbanjar.net – Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, dr.Widya Wiri Utami kepada koranbanjar.net, Jumat (4/7/2025) mengutarakan, AKI maupun AKB ditentukan bukan berdasarkan persentasi, melainkan jumlah per jiwa.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Menurut dr.Widya didampingi 2 stafnya menyebutkan, tahun 2021 Angka Kematian Ibu berjumlah sekitar 150 ribuan, kemudian tahun 2022 AKB turun menjadi sekitar 140 ribuan, sedangkan tahun 2023 kembali naik menjadi 180 ribuan, dan tahun 2025 angka kematian ibu menyentuh 200 ribuan lebih.

Disinggung mengenai upaya untuk mengendalikan AKI dan AKB pada setiap tahun, dr.Widya mengaku sudah melakukan berbagai upaya, antara lain, memberikan pembekalan kepada setiap bidan desa melalui pelatihan-pelatihan.

Selain itu, salah satu penyebab angkat kematian ibu maupun bayi di Kabupaten Banjar masih tinggi, menurut dia, warga Kabupaten Banjar yang sudah pindah domisili ke daerah lain, namun masih tercatat sebagai warga Kabupaten Banjar. Sehingga ketika meninggal dunia saat persalinan, yang bersangkutan masih terdata sebagai warga Kabupaten Banjar.

“Ada beberapa ibu melahirkan yang bersuami dengan warga kabupaten lain, namun KTP (Kartu Tanda Penduduk) masih beralamatkan Kabupaten Banjar, sehingga tercatat sebagai warga Kabupaten Banjar,” ungkapnya.

Dia juga menjelaskan, selain membekali bidan-bidan desa, pihaknya bersama stakeholder lain dalam satu tim juga menempuh upaya-upaya lain untuk menekan angka kematian ibu dan bayi.

Sementara itu, disinggung mengenai alokasi anggaran sejak tahun 2021 hingga 2024 untuk mengendalikan Angka Kematian Ibu dan Bayi, dr.Widya tidak bisa menyebutkan. Bahkan saat ditanya alokasi anggaran pada tahun 2025, dia juga tidak menyebutkan. Tetapi dia hanya menyebutkan, bahwa setiap tahun Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar selalu mendapatkan support dari Bappelitbanda Banjar untuk memperoleh anggaran yang dimaksudkan.

“Setiap tahun kami selalu mendapat support dari Bappelitbangda,” ucapnya.

Ditanya soal target untuk menurunkan Angka Kematian Ibu di tahun 2025 ini, dia menyatakan, akan berusaha menurunkan hingga menyentuh angka 180 ribu jiwa.(sir)

  

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh