Salah satu program gagasan yang dibawa calon Bupati Banjar Syaifullah Tamliha yakni pendidikan spesial beasiswa santri ke Yaman.
BANJAR,koranbanjar.net – Bersama Habib Ahmad Bahasyim, mereka ingin menjaga nama Serambi Mekkah tetap menjadi Kota Santri.
“Insya Allah tiap tahun 50 santri,” ucap Syaifullah Tamliha.
Tujuannya adalah Tarim. Wilayah bersejarah di Hadramaut yang punya julukan Kota Sejuta Wali.
Kota ini menjadi tujuan menimba ilmu agama Islam. Bagi Tamliha, di sini tempat paling tepat untuk mengirim santri Banjar untuk belajar.
“Kita ingin lahir generasi penerus ulama yang ahlussunnah wal jamaah. Memiliki ilmu fikih dan tasawuf sesuai citra Kota Santri,” sebutnya.
Di Kabupaten Banjar memiliki ratusan Pondok Pesantren. Informasinya, ada sekitar 300 ponpes yang diakumulasi jumlah santrinya ribuan.
Contohnya, Pondok Pesantren Darussalam Martapura, pada tahun 2021 lalu memiliki santri yang mencapai 13 ribu. Jadi tidak heran Kabupaten Banjar dikenal sebagai Kota Santri.
“Ini adalah aset masa depan Serambi Mekkah,” katanya.
Dirinya tidak mau citra yang sudah melekat hilang begitu saja. Lagipula, pendidikan agama adalah bagian penting. Terutama di Banjar. Sekalipun kabupaten ini dibangun modern.
Kabupaten Banjar juga disebut sebagai kiblatnya pendidikan Agama di Kalimantan Selatan, bahkan di Kalimantan.
“Pentingnya penerus generasi-generasi penerus ulama harus disiapkan. Tidak boleh terputus,” tuturnya.
Lalu, bagaimana skema program tersebut dijalankan Tamliha kelak saat memimpin. Menurutnya, ada banyak pilihan.
“Sudah menjadi tugas dan kewajiban bupati untuk mencarikan caranya. Termasuk anggarannya,” tutupnya. (maf)