Dengan bermodal aktif di berbagai organisasi dan pernah duduk menjadi anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Sekretaris MUI Kalsel Nasrullah AR mencoba mengadu keberuntungan mendaftar sebagai bakal calon Gubernur maupun Wakil Gubernur di Pilkada Kalsel 2024.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Dalam wawancaranya kepada koranbanjar.net, Senin (1/7/2024) di Banjarmasin, Nasrullah AR mengungkapkan bahwa karena dirinya pernah di legislatif dan pernah mencalonkan diri di DPR RI meskipun gagal, maka dirinya yakin dan percaya diri maju sebagai kontestan pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalsel di Pilkada 2024.
“Secara sosial saya aktif di berbagai organisasi, ketika mencalonkan diri di DPR RI, DPRD sudah mengakses ke seluruh masyarakat,” akunya.
Nasrullah merupakan kader PPP. Ia merupakan kontestan Pileg DPR RI yang maju di daerah pemilihan Kalsel 1.
Namun, Nasrullah gagal melenggang ke Senayan.
PPP juga tak memenuhi ambang batas parlemen. Sebab, suara parpol berlambang Ka’bah itu tak mampu menembus 4 persen.
Akan tetapi dirinya sudah melakukan pendekatan dan menjalin hubungan emosional ke masyarakat dalam rangka bersosialisasi menyampaikan pendapat.
“Apa arah perjuangan ketika menjadi pemimpin di eksekutif,” ucapnya.
Terkait apakah nantinya dirinya ditetapkan sebagai Gubernur maupun Wakil Gubernur semua tergantung PPP dan partai pendukung.
“Kalau toh ternyata tidak dipilih sama sekali, kenapa kita tidak berperan bagaimana memberikan saran, gagasan kepada para kontestasi yang berlaga di Pilkada,” tuturnya.
Tak main-main saat ini hampir seluruh partai politik telah ia datangi untuk melakukan pendaftaran sebagai bakal calon Gubernur maupun Wakil Gubernur Kalsel.
Berikut nama partainya, PKS, PKB, Demokrat, Golkar, Nasdem, Gerindra, PDIP dan tentunya partainya sendiri PPP.
Ingin menjadi kepala daerah menurutnya bukan hanya terpilih tetapi bermanfaat bagi kepentingan dan kehidupan masyarakat.
Untuk bermanfaat itu sambungnya, harus punya visi dan misi kerakyatan dan keumatan.
Untuk menjadi pemimpin itu tolak ukurnya ide dan gagasan masa depan untuk kepentingan rakyat dan kepentingan umat.
Visi dan misi ini dituangkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang (RPJMP)
“Kalau cuman punya uang dua ratus miliar untuk membeli suara rakyat, bagi saya ini penghinaan terhadap rakyat,” sebutnya.
Dikatakan Nasrullah, rakyat itu bukan untuk dibeli melainkan mempunyai daulat
“Dalam rangka menentukan kepemimpinan negara maupun daerah di masa akan datang,” pungkasnya. (yon/bay)