Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Kalsel

Tausiah Habib Jindan Memukau Jemaah Gema Maulid di Mahligai Pancasila

Avatar
840
×

Tausiah Habib Jindan Memukau Jemaah Gema Maulid di Mahligai Pancasila

Sebarkan artikel ini
Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan pada acara Gema Maulid 14 Malam 1445 Hijriyah di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Rabu (27/09/2023) malam. (Sumber Foto: Adpim Setdaprov Kalsel/koranbanjar.net)

Tausiah Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan, benar-benar membuat ribuan jemaah terpukau mendengarkan di acara Gema Maulid 14 Malam 1445 Hijriyah di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Rabu (27/09/2023) malam.

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Kehadiran Habib Jindan mampu  menarik perhatian jemaah untuk datang semarakkan maulid Nabi Muhammad SAW.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Tak hanya di dalam gedung Mahligai Pancasila dipenuhi jemaah, tapi meluber hingga ke halaman kediaman Gubernur Kalsel H. Sahbirin Noor atau Paman Birin, yang berada di samping Mahligai Pancasila.

Jemaah berasal dari Pulau Sugara dan Anjir Muara Batola, Tunggul Irang Martapura, dan Kebun Bunga Banjarmasin.

Pelaksanaan Gema Maulid di malam ke-12  diawali dengan pembacaan Maulid Habsy dari Grup Maulid Habsy Martapura, dlanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadzah Hj. Raudah, S.Pd.

Sebelum tausiah Habib Jindan, Paman Birin dalam sambutan mengajak semua masyarakat untuk bersuka cita menyambut datanngnya bulan yang begitu mulia, yakni bulan lahirnya Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Paman Birin mengatakan, pelaksanaan Gema Maulid yang dilaksanakan selama 14 malam berturut-turut, tidak lain selain bentuk kecintaannya kepada manusia paling sempurna di muka bumi, yaitu Nabiyullah Alaihissalam Nabi Muhammad SAW.

“Insya Allah, kalau sekarang kita laksanakan 14 malam, doakan ulun, mudahan tahun kena (nanti) kita bisa laksanakan full selama 30 malam,” ujarnya.

Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang sudah hadir dalam acara dan memohon maaf bila dalam pelaksanaan ada kekurangan.

Tentu yang kita harapkan dari acara ini, sambung dia, adalah syafaat baginda Rasulullah SAW fi yaumil mahsar, dan rahmat bagi dari Allah bagi Banua Kalimantan Selatan, Kalsel Babussalam.

Sementara itu, sebelum memulai ceramahnya, Habib Jindan mendoakan para tuan guru, para alim ulama, warga Banua dan lebih khususnya lagi Gubernur Kalimantan Selatan Paman Birin.

“Mudah-mudahan beliau mendapat keberkahan oleh Allah subhanahu wa taala,” doanya.

Adapun tausiah pada maulid malam ke-12 ini, Habib Jindan menyampaikan tentang keutamaan Nabi Muhammad SAW yang begitu sabar dan begitu agungnya akhlak beliau.

“Malam yang begitu mulia bagi Rasulullah adalah malam Isra Mikraj,” katanya.

Sedangkan yang begitu mulia bagi ummat Nabi Muhammad adalah malam lahirnya Nabi Besar Muhammad SAW.

“Sebab malam dimana Nabi Muhammad lahir disitulah awal mula Allah menurunkan segala kebaikan bagi umat nabi Muhammad” ujarnya.

Habib Jindan juga mengisahkan bagaimana Rasullah ketika berdakwah, beribadah selalu diganggu oleh orang yang tak beriman.

“Bahkan pada suatu hari Nabi ibadah salat. Ketika Nabi Muhammad posisi sujud, orang kafir menuangkan jeroan unta yang busuk di atas kepala Nabi. Bahkan Nabi pernah patah gigi, jalanan ditaburi duri, dicaci maki, difitnah dan perlakuan keburukan lainnya,” papar dia.

Lalu apa yang Nabi balas kepada mereka? Nabi malah memohon ampun kepada Allah agar ummatnya dikasih hidayah, beliau mengajarkan kepada kita tentang kasih sayang kepada semua makhluk Allah.

Selain itu, Habib Jindan juga mengisahkan ketika Nabi mulai lahir hingga akhir hayatnya, orang-orang terkasihnya terlebih dahulu pulang kepada Allah.

“Ayahnya, ibunya, pamannya, hingga anak-anaknya dipanggil Allah terlebih dahulu. Tetapi bukan raut kesedihan yang beliau tampakkan, akan tetapi beliau tau bahwa orang-orang terkasihnya tersebut menjadi orang yang disayang Allah subhanahu wa taala,” tuturnya lagi.

Bahkan ketika Nabi Muhammad sakaratul maut, ia berbisik kepada anaknya Fatimah bahwa ia akan wafat, maka menangislah sejadi- jadinya Fatimah.

Tapi, Nabi kemudian berbisik kepada Fatimah bahwa tak lama setelah dirinya wafat, Fatimah juga akan wafat.

“Maka Fatimah tertawa terpingkal-pingkal saking senengnya, bahwa dirinya akan berjumpa dengan Nabi Muhammad di surga-Nya. Begitu hebatnya kecintaan Fatimah kepada ayahnya,” tambahnya lagi.

Untuk itu, Habib Jindan mengajak kepada semua masyarakat agar tidak hanya mengimani Nabi semata, tetapi juga mencintai dengan meneladani sikap dan sifat Rasul yang begitu agung.

Dalam acara Gema Maulid juga hadir Habib Ali Abdullah Al Idrus, Guru Hasanuddin, Guru Supian dan beberapa kepala SKPD dan karyawan lingkup provinsi Kalimantan Selatan. (Adpim/dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh