Kebakaran yang menghanguskan tiga rumah warga di Jalan Karang Paci Gang Pintu Air Kota Banjarmasin, juga melahap sebagian tempat kos tiga mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Banjarmasin. Ketiga mahasiswi tersebut terpaksa mengungsi.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Salah satu mahasiswi asal dari Sungkai, Amelia ketika ditanya media ini sembari menangis di pelukan para anggota wanita Tagana Banjarmasin. Dia mengungkapkan, barang-barang keperluan kuliah dan pakaian serta sepatu habis dimakan si jago merah.
“Baju-baju, sepatu juga buku-buku semua habis terbakar,” ujar Amalia dengan wajah terlihat sangat sedih.
Dia menceritakan, di dalam rumah kos dirinya tinggal bersama dua teman perempuan juga mahasiswi UIN Banjarmasin.
“Tetapi kami berdua semester tiga, satunya semester tujuh,” katanya.
Saat kejadian, dirinya bersama dua temannya, Nafa berasal dari Muara Teweh dan Amalia dari Grogot sedang berada di luar.
“Tiba-tiba kaget mendengar rumah samping kos terbakar. Setelah pulang tau-tau barang-barang sudah habis terbakar,” ceritanya.
Amelia bersama dua temannya terlihat masih bingung bercampur sedih, sesekali mengeluarkan air mata dipelukan anggota perempuan Tagana Banjarmasin.
Ditanya harus menginap kemana, Amelia berucap masih bingung dan belum tahu.
“Tetapi tadi kata ibu kos nginap di tempat beliau sementara dulu,” tutupnya.
Sementara dari keterangan warga setempat, Alfian dan Mansur, menuturkan munculnya bermula dari salah satu rumah yang penghuninya tidak berada di tempat alias ditinggalkan dalam keadaan kosong.
“Istri sama anaknya pergi mendata, semacam pekerjaan sensus, sedangkan suaminya bernama Abu kebetulan berada di depan sambil duduk santai,” cerita Alfian yang mengaku sudah puluhan tahun tinggal di lokasi kejadian tersebut.
Masih menurut Alfian dan Mansur, kala itu sebagian warga sedang berada di acara kondangan.
“Tiba-tiba terdengar warga berteriak api-api, dan kata mereka api sudah membumbung tinggi,” terangnya.
Sementara salah satu anggota BPK Karang Paci, Jarwo mengungkapkan, penyiraman sempat mengalami keterlambatan akibat sulitnya akses air ditambah jalan yang sempit.
“Juga tadi PLN belum memadamkan aliran listrik, jadi kami tidak berani melakukan penyiraman,” terang Jarwo.
Sempat terdengar penyebab api diduga akibat tabung gas meledak, namun ketika dicek ke beberapa saksi dan anggota BPK Karang Paci ternyata tidak demikian.
“Memang benar saat api membesar, sempat terdengar letusan, tetapi tidak keras, suaranya kecil, itu adalah kaleng-kaleng berisi cairan semprotan baygon, pokoknya bukan tabung gas,” ungkap Jarwo.
Untuk saat ini penyebab kebakaran masih belum diketahui, akan tetapi dari informasi warga dugaan sementara akibat korsleting.
Hingga saat ini data resmi dari Badan Penanggulangan Bencana Bencana Daerah (BPBD) belum diterbitkan. (yon/sir)