Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
DPRD Kalsel

Dewan Kalsel Sorot Kenaikan Harga BBM, “Ibarat Makan Buah Simalakama”

Avatar
561
×

Dewan Kalsel Sorot Kenaikan Harga BBM, “Ibarat Makan Buah Simalakama”

Sebarkan artikel ini
Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, H Supian HK. (Foto: Koranbanjar.net)
Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, H Supian HK. (Foto: Koranbanjar.net)

Kenaikan harga BBM mendapat sorotan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Selatan.

BANJARMASIN, koranbanjar.net Kepada awak media, Senin (5/9/2022) di Kantor DPRD Kalsel Banjarmasin, Ketua DPRD Kalsel, Supian HK mengibaratkan makan buah simalakama, ditambah subsidi dari pemerintah pusat tidak merata atau tidak tepat sasaran.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Selain menimbulkan dampak ke masyarakat, untuk subsidi BBM selama ini juga masih belum tepat sasaran,” kata Supian HK.

Menurut Politisi Partai Golkar Kalsel ini, sebaiknya subsidi BBM itu dialihkan menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat miskin, daripada dinikmati masyarakat mampu.

“Harga BBM ditingkatkan, tapi sebaiknya subsidinya dialihkan untuk bantuan masyarakat miskin,” sarannya.

Disinggung rencana aksi demonstrasi tolak kenaikan harga BBM ke Kantor DPRD Kalsel. Pihaknya akan menampung aspirasi masyarakat, sekaligus menyampaikan kepada yang berwenang.

“Kita di DPRD Kalsel siap menerima aksi demontrasi mahasiswa besok (Selasa, red),” ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Komisi III DPRD Kalsel, H Gusti Abidinsyah tegas menyatakan kenaikan harga BBM itu kebijakan yang tidak populer.

“Kelihatannya kebijakan ini tidak populer, karena banyaknya aksi penolakan dari berbagai pihak,” ungkapnya.

Dia menyarankan agar kebijakan kenaikan harga BBM tersebut bisa ditangguhkan atau direvisi.

“Hingga kondisi perekonomian masyarakat membaik,” sebutnya.

Politisi Partai Persatuan Nurani Demokrat ini, sangat tidak tepat masa sekarang menaikan  harga BBM.

Mantan birokrat ini juga menyoroti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan lainnya sebagai kompensasi kenaikan harga BBM

Menurutnya bantuan tersebut banyak yang tidak tepat sasaran sehingga dikeluhkan masyarakat.

“Agar bantuan ke masyarakat itu tepat sasaran, maka data rumah tangga miskin harus selalu diupdate,” tandasnya.

Seperti diketahui, Kenaikan harga BBM per 3 September 2022, antara lain Pertalite dari Rp7.650 per liter naik menjadi Rp10.000 per liter.

Kemudian, Solar Subsidi dari Rp5.150 per liter naik menjadi Rp6.800 per liter dan Pertamax naik dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Kebijakan menaikkan harga BBM dari pemerintah pusat, kini terus menuai penolakan dari berbagai elemen masyarakat.

(yon/slv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh