Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kotabaru, terjun ke Pasar untuk melakukan pengecatan langsung harga bahan pokok, di Komplek Pasar Kemakmuran Kotabaru, jelang datangnya hari besar keagamaan hari raya idul adha.
KOTABARU, koranbanjar.net – Pengecekan harga bahan pokok rutin dilakukan menjelang hari besar keagamaan, seperti mendekati hari raya idul adha.
Pada saat pengecekan dapat disimpulkan pada Juni 2022, Kotabaru mengalami inflasi sebesar 1,32 persen.
“Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,38 ini, inflasi tertinggi kedua di antara 12 kota di Kalimantan setelah Tanjung Selor dengan inflasi sebesar 1,78.persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,32,” terang Rivai, Sabtu (2/7)2022).
Sambungnya, untuk komoditas mengalami kenaikan, antara lain bawang merah 0,14 persen, cabai rawit 0,12 persen, angkutan udara 0,12 persen, telur ayam ras 0,10 persen, dan rokok kretek filter 0,10 persen.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga atau penahan inflasi antara lain daging ayam ras -0,05 persen, ikan tongkol -0,05 persen, minyak goreng -0,5 persen, bawang putih -0,04 persen, dan ikan bawal -0,03 persen.
“Dibandingkan pada bulan Mei 2022 lalu, Kotabaru mengalami inflasi tertinggi di Kalimantan yaitu sebesar 1,23 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,86,” paparnya.
Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi antara lain, angkutan udara 0,44 persen, bawang merah 0,13 persen, bahan bakar rumah tangga 0,12 persen, ikan kembung 0,10 persen dan daging ayam ras 0,08 persen.
Akhmad Rivai juga menambahkan, hasil peninjauan, informasi harga di Pasar Kemakmuran per tanggal 1 Juli 2022 tercatat harga rata-rata bawang merah Rp 61 per kilogram, cabai rawit Rp 125 ribu per kilogram, telur ayam ras Rp 28.500 per kilogram.
Kemudian harga daging ayam ras Rp 42.500 per kilogram, ikan tongkol Rp 25 ribu per kilogram, minyak goreng Alif Rp 22.500 per liter, minyak goreng curah Rp 14.500 per liter, bawang putih Rp 24 ribu per kilogram.
“Untuk itu, upaya mendorong kestabilan harga bahan pokok untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari diperlukan strategi bagi SKPD menyusun program dan kegiatan dengan mempertimbangkan perkembangan terjadinya penyebab inflasi di Kotabaru khususnya di bidang pertanian dan peternakan,” pungkasnya.
(cah/slv)
