MARABAHAN, KORAN BANJAR.NET – Sedikitnya 168.65 hektare (Ha) tanaman padi di Kabupaten Barito Kuala (Batola) diserang penyakit tungro.
“Secara komulatif serangan tungro berdasarkan laporan 1 – 15 Mei sekitar 168.65 Ha,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batola, Ir Zulkifli Yadi Noor, menjawab konfirmasi banuapost.com, Kamis (31/5).
Menurut Zul, panggilan akrabnya, serangan tungro yang juga dikenal dengan penyakit janur itu, terdapat di 13 dari 17 kecamatan yang ada.
“Kecamatan Marabahan 0.9 Ha, Tabukan 45.3 Ha, Barambai 20.5 Ha, Bakumpai 9 Ha, Cerbon 26.5 Ha, Rantau Badauh 23.95 Ha, Belawang 11 Ha, Mandastana 11 Ha, Jejangkit 2 Ha, Alalak 9.75 Ha, Anjir muara 4.3 Ha, Anjir pasar 3.95 Ha, dan Mekarsari 0.5 Ha,” jelasnya.
Diketahui, tanaman padi yang terserang tungro terlihat dari kondisi fisik daun menguning seperti janur atau daun kelapa yang muda. Tanaman padi menjadi kerdil, anakan menjadi sedikit dan tidak berkembang, serta ada sedikit bercak coklatnya, yang pada akhirnya batang menguning dan mati.
Menindaklanjuti serangan tungro, Zul mengaku telah melakukan berbagai upaya agar serangan virus itu tidak semakin meluas. Beberapa di antaranya melakukan gerakan pengendalian melalui POPT di setiap kecamatan yang terserang penyakit, dengan cara penyemprotan vektor wereng hijaunya, yang pestisida dibantu pihaknya.
“Kemudian pemasangan spanduk imbauan waspada serangan tungro di lima titik, dan pembagian leaflet OPT tungro melalui Mantri Tani/POPT agar disalurkan ke masyarakat,” ujarnya.
Ditambahkan Zul, bersama POPT dan BPTPH mensosialisasikn obat penyembuh OPT Tungro Agroaccurat kepada petani agar mereka secara swadaya bisa mengadakan obatnya karena stok di dinas dan BPTPH tidak tersedia untuk bantuan obat dimaksud.
“Kita juga melakukan penyuluhan ke petani agar tanaman yang terserang dicabut dan dibenamkan, dan wereng hijaunya dikendalikan secara serentak,” katanya.
Selain itu, sambung Zul, pihaknya juga membujuk petani agar tidak menanam benih yang sudah terkena tungro, dan menggantinya dengan varietas yang lebih tahan serangan tungro, seperti siam pandak ataupun benih unggul.
“Dari data sepuluh tahun terakhir di Batola, serangan hama penyakit tanaman padi dinominasi oleh tungro,” pungkasnya. (rd/banuapost.com /grup koranbanjar.net).