Pelaksanaan Webinar Millennial Agriculture Forum (MAF) ke-XV telah sukses dan berjalan lancar. Acara MAF ke-15 yang diinisiasi oleh Kementan dan dilaksanakan oleh SMK-PP Negeri Banjarbaru ini, dilaksanakan dengan tema “Peluang Bisnis Biofarmaka Di Masa Pandemi,” terlaksana secara daring melalui Ruang Agriculture Operation Room (AOR) SMK-PP Negeri Banjarbaru, Jumat (4/12/2020).
BANJARBARU,koranbanjar.net – Terdapat 3 pemateri di MAF-15 kali ini, yaitu diantaranya: Abdi dari PT Sarigading Pusaka Kalimantan, Duana Candradewi Kurnia dari PT Naturindo Fresh, dan terakhir M. Muchtar Luffi selaku Koordinator BPP Sungai Pinang Kabupaten Banjar.
Ketiga pemateri memberikan materi terkait Biofarmaka, baik tentang bisnis, pengolahan, potensi, pengobatan dan peluang.
Ketiga pemateri dari praktisi di biofarmaka ini memberikan pengetahuan kepada peserta bahwa biofarmaka sedang mengalami tren kenaikan terkait kondisi Covid-19.
Materi pertama di laksanakan oleh Abdi mengambil tema “Peluang Bisnis Biofarmaka Bagi Milenial.”
“Biofarmaka adalah jenis tanaman yang memiliki fungsi dan khasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan atau pun mecegah berbagai penyakit,” ungkap Abdi.
Abdi menjelaskan Biofarmaka merupakan bisnis yang menjanjikan di saat kondisi pandemi saat ini, karena orang ingin back to nature, adanya ketakutan yang berlebihan dan meningkatkan herd imunity.
Selain itu Abdi memberikan tips dalam berbisnis Biofarmaka adalah, “Pelajari tentang bahan baku, fokus pada produk yang dijual, kemasan menarik, dan terakhir siapkan strategi penjualan yang baik,” ujarnya.
Sedangkan Duana Candradewi Kurnia dari PT Naturindo Fresh menyuguhkan materi tentang “Peranan dan Pemanfaatan Biofarmaka di Masa Pandemi.”
Menurutnya, Keunggulan obat ini harus mempertimbangkan 6 aspek: Takaran, Waktu Penggunaan, Cara Penggunaan, Pemilihan bahan, Telaah informasi, dan Sesuai dengan Indikasi penyakit yang diderita.
Selain itu Duana Candradewi Kurnia memaparkan bahwa Biofarmaka yaitu sumber daya alam (tumbuhan, hewan & microba) yang mempunyai manfaat obat, makanan fungsional dan suplemen diet (obat dan nutraceuticals) untuk manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungannya.
Terakhir, M Muchtar Luffi selaku Koordinator BPP Sungai Pinang Kabupaten Banjar memaparkan materi tentang “Potensi Tanaman Biofarmaka di Wilayah Kecamatan Sungai Pinang.
Sebab, di Kecamatan Sungai Pinang merupakan daerah penghasil empon-emponan (Bioframaka) diantaranya: Jahe, Kencur, Kunyit, dengan luas lahan sekitar 580 hektar, yang tersebar di 11 desa.
Pemilihan materi ini seiring arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pilihan tepat bila generasi muda berada di sektor pertanian.
“Sektor pertanian merupakan sektor yang dibutuhkan oleh semua pihak dan sektor pertanian sangat diperlukan untuk mendukung kemajuan sebuah negara. Maka jangan takut menjadi petani dan wirausaha muda dibidang pertanian,” seru Mentan.
Lanjut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa generasi muda harus mampu melanjutkan pembangunan pertanian dengan sebaik-baiknya.
“Dalam masa Covid-19 ini, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha pertanian milenial khususnya di bidang produksi on-farm,” ujar Dedi Nursyamsi. (wd/Tim Humas SMK-PP Negeri Banjarbaru/dya)