Selama 11 tahun pedagang nasi, Yamani, berjualan di Pasar Martapura, baru kali ini dia merasakan “paceklik” atau berjualan sangat sepi.
MARTAPURA, koranbanjar.net – Yamani, warga Kelurahan Murung Keraton, satu dari sekian banyak pedagang di Pasar Martapura, Kabupaten Banjar, yang merasakan dampak virus corona (Covid-19).
Sejak virus corona merebak di mana-mana, termasuk di Kota Martapura, omset berjualan nasi yang tadinya bisa melebihi Rp1.000.000 per hari, sekarang untuk memperoleh omset Rp500.000 saja per hari sungguh teramat sulit.
“Kalau dulu saya memasak nasi bisa sepuluh liter bahkan lebih. Nah sekarang memasak nasi lima liter saja, belum tentu terjual habis,” ungkap pedagang makanan khas Banjar ini kepada koranbanjar.net, Rabu (15/04/2020).
Adapun sebabnya, menurut dia, salah satunya para pengunjung banyak yang tidak berani ke pasar. “Pengunjung pasar, khususnya yang turun dari desa-desa mungkin takut ke pasar karena corona,” ucapnya.
Disinggung tentang kondisi yang dihadapi pedagang sekarang, menurut Yamani, sudah 11 tahun dia berjualan di Pasar Martapura, baru saat ini sangat sepi.
“Sudah sebelas tahun saya berjualan nasi, baru kali ini sesepi ini. Dulu sewaktu krismon (krisis moneter) jualan nasi masih normal. Kalau yang ini, betul-betul sunyi,” bebernya.
Hal senada juga dikemukakan pedagang lainnya, Rahman. “Kalau dampak corona ini betul-betul dirasakan masyarakat lokal, beda dengan krisis moneter,” ucapnya.(sir)