Gila! Pentol Ini Selalu Diserbu Pembeli, Hanya 3 Jam Ludes, Omset Tembus Rp2 Juta per Hari

Pedagang pentol di Kota Banjarmasin ini selalu diserbu pembeli. (foto: Leon)
Pedagang pentol di Kota Banjarmasin ini selalu diserbu pembeli. (foto: Leon)

Hanya bermodal sedikit mengubah rasa dan tampilan, penjual pentol yang berada di pinggir jalan KS Tubun Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selayan ini tak pernah sepi pembeli, selalu diserbu pembeli. Bahkan rata-rata hanya dalam waktu 3 jam, dagangan sudah habis.

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Pengamatan koranbanjar.net, Jumat (9/7/2021), hampir setiap saat pembeli yang singgah silih berganti berjumlah 5 sampai 10 orang, rela berdesakan menusuk pentol dengan lidi yang dijual anak muda bersama ibunya ini.

Jurnalis media ini tertarik ingin mengetahui pentol seperti apa yang dijual, sehingga bisa laris manis dan cepat habis. Ternyata, setelah dagangan ini dinikmati, memang enak dan berbeda dari pentol yang biasa dijual pada umumnya.

Di atas tumpukan pentol yang berada di atas dandang ditaburi cabe yang sudah diblender dicampur air, penampilan itu seketika membuat lidah para penyuka pentol buru – buru ingin mencicipi.

“Enak mas pedas banget rasanya emang mantap, dan saya setiap saya pulang kerja pasti mampir, selain itu juga dibungkus dibawa pulang,” ujar Novi ketika ditanya sehabis pulang kerja di toko baju Pasar Sudimampir Banjarmasin.

Aji beserta anak dan istrinya, warga Pekauman Banjarmasin Selatan mengaku sudah 3 kali beli, dan menurutnya rasanya berbeda dari pentol biasa yang dijual.

“Yang bikin menarik, di atas pentol – pentol ini disirami lombok, jadi yang suka makan pedas, pentol ini pas banget, terutama aku dan istriku, kalau anak gak tahan pedas,’ tutur lelaki yang mengaku seorang PNS ini.

Pentol bertabur cabe, laris manis di Banjarmasin , Kalsel. (foto: leon)
Pentol bertabur cabe, laris manis di Banjarmasin , Kalsel. (foto: leon)

Jurnalis kemudian berbincang – bincang dengan Rahmat Rahmansyah si penjual pentol yang masih berusia sekitar 25 tahun.

Dia menceritakan, baru berjualan pentol ayam dan daging dengan taburan cabe rawit yang sudah dihancurkan ini sekitar 4 bulan. Semenjak awal berjualan, dia mengaku sudah mulai diserbu pembeli. “Awal jualan sudah ramai orang datang membeli,” akunya.

Rahmat, anak muda lulusan SMA Korpri tahun 2017 ini hanya didampingi ibunya dalam melayani penyuka pentol. Mereka silih berganti datang menusuk pentol, paling sedikit 5 biji satu orang sekali beli.

Disinggung masih mahalnya harga cabe di pasaran, Rahmat mengatakan dirinya membeli cabe langsung dari Jawa. Datangnya satu peti, namun dibagi untuk beberapa penjual pentol lainnya.

“Satu peti harganya Rp11 juta, dibagi sama yang lain, juga penjual pentol sama seperti saya,”  katanya.

Lantas penjual pentol taburan cabe ini tempatnya di mana saja, Rahmat mengklaim hanya dirinya yang berjualan di wilayah Banjarmasin.

“Kawan – kawan yang lain jualannya di wilayah Banjarbaru, Martapura dan ada juga di daerah hulu sungai, cuma saya di Banjarmasin,” tuturnya.

Ditanya omset penjualan dalam satu hari, Rahmat mengatakan Rp2 juta masih kotor, dan bersih Rp900 ribu. Buka jualan dari jam 16.00 WITA, paling lambat jam 22.00 WITA sudah habis.

“Kadang 3 jam, habis magrib habis,” sahut ibunya sembari Rahmat melayani pembeli.

Modal pertama membuka jualan ini, berkisar Rp6,5 juta. Di antaranya, beli gerobak, dandang, payung dan lainnya.

Untuk waktu pengolahan/penggilingan pentol sendiri dikerjakan pada waktu malam hari, dan waktu subuh/ dinihari hasil penggilingan selanjutnya dimasukan ke dalam frezer untuk disiapkan sore harinya di saat ingin membuka dagangan.

Adapun alasan dirinya mengolah pentol taburan cabe rawit ini bermula inisiatif sendiri. Sebab menurutnya, ingin tampil beda dari pentol yang biasa dijual.

“Hanya ingin tampil beda dari pentol yang biasa dijual aja, biasa kan selera kebanyakan orang suka pedas,” demikian tutup Rahmat.(yon/sir)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *