Batola  

Semarak Festival Serumpun Tahun 2023, Berbagi Event Digelar

Purun fashion carnaval tandai dimulainya pergelaran Festival Serumpun Tahun 2023. (Foto : Diskominfo Batola)

Pemkab Barito Kuala melalui Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata laksanakan pembukaan Festival Serumpun Tahun 2023 di lapangan 5 desember, Jumat (20/10/2023).

BATOLA, koranbanjar.net – Festival yang mengusung seni budaya Barito Kuala menghadirkan purun fashion carnaval, festival kuliner Bakumpai, tari Serumpun Melayu Pesisir V dan Bazar UMKM Barito Kuala.

Festival Serumpun berlangsung dari tanggal 20 – 22 Oktober. Dibuka oleh Pj Bupati Mujiyat yang diwakili oleh sekretaris daerah Zulkipli Yadi Noor. Atas nama Pemkab Batola, Zulkipli ucapkan selamat datang dibumi Ijejela yang tepatnya berada di kota marabahan kepada seluruh peserta festival dari penjuru kalimantan selatan dan luar provinsi.

Mujiyat melalui sambutan tertulis yang disampaikan Zulkipli mengatakan bahwa penyelenggaraan kegiatan festival serumpun menjadi salah satu media bagi para seniman. Khususnya seniman tari untuk menampilkan dan menunjukkan kreativitasnya melalui festival tari serumpun melayu pesisir.

Festival dilaksanakan dengan tujuan untuk menggali, mengenalkan, mempromosikan dan mengukuhkan eksistensi kesenian lokal daerah Barito Kuala. Sehingga budaya dan kesenian daerah tetap eksis bahkan mampu menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung.

Dalam Sambutannya Mujiyat berharap di Batola agar para seniman dan pelaku seni menunjukkan eksistensi dan kreatifitasnya dengan terus berkarya berkreasi dan berinovasi. Kemudian seni dan budaya menjadi jati diri masyarakat dapat terus bertahan. Serta kesadaran berefleksi memunculkan pemahaman bahwa kesenian bukan hanya milik seniman atau pelaku seni semata melainkan juga milik masyarakat yang menjadi kekayaan khasanah seni budaya, “terangnya.

Zulkipli katakan penyelenggaraan acara fashion carnaval menggunakan bahan dasar purun telah mengangkat salah satu ciri khas Batola. Sekda Batola itu pun mengatakan acara ini tidak hanya terbuka dalam hal akses ekonomi, namun juga terbuka dalam hal akses budaya. Ia berpesan agar jangan sampai budaya dan kesenian lokal daerah tenggelam dibawah dominasi budaya dan kesenian asing.

“Berbagai upaya yang dilakukan bersama diharapkan agar berbagai kesenian dan keterampilan dengan kearifan lokal yang ada di daerah mampu eksis dan berkembang ditengah-tengah gempuran budaya luar, terlebih saat ini memasuki era komunitas ASEAN,” ujarnya.

(max/rth)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *