Tak Berkategori  

Pesan Terpenting HPS 2018, Termanfaatkanya Rawa sebagai “Obat” Paceklik

BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Sebagai salah satu daeah agraris dalam gugusan nusantara, Pulau Kalimantan, khususnya Provinsi Kalimantan Selatan, sangat serius mendukung pembangunan pada sektor pertanian, sebagaimana tengah digagas oleh pemerintah pusat.

Dengan memiliki wilayah seluas 37.530,52 km², sektor pertanian di Kalsel bukan hanya menjadi andalan bagi perekonomian daerah, tetapi juga mampu mengangkat kesejahteraan masyarakatnya. Ini terbukti dengan keberadaan sektor pertanian di Kalsel yang dapat menyerap tenaga kerja terbesar. Dari seluruh angkatan kerja di Kalsel, diperkirakan ada 50 persen tenaga kerja yang terserap ke dalam sektor pertanian.

Setiap tahunnya, Kalsel juga menghasilkan jutaan ton padi. Bahkan dalam 3 tahun terakhir, produksi padi di Kalsel mengalami peningkatan. Mulai tahun 2015 tadi, angka produksi padi di Kalsel mencapai lebih dari 2,140 juta ton, di tahun 2016, meningkat menjadi 2,313 juta ton lebih, kemudian di tahun 2017, peningkatan produksi padi kembali meningkat menjadi 2,452 juta lebih. Artinya, dalam tiga tahun terakhir, produksi padi di Kalsel mengalami peningkatan sebesar 312 ribu ton lebih.

Capaian hasil ini dapat menjadikan Kalsel sebagai salah satu daerah penyangga pangan nasional, termasuk dalam peringkat 10 besar daerah penghasil padi di Indonesia. Sedangkan di Pulau Kalimantan, Kalsel menjadi provinsi tertinggi penghasil padi.

Kemudian di tahun 2018 ini, pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian RI, mempercayakan Kalsel menjadi tuan rumah peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38.

Kepercayaan inipun tidak disia-siakan oleh Pemprov Kalsel untuk menggelar HPS terbaik dan terbesar dalam sejarah. Keseriusan Pemprov Kalsel pada penyelenggaraan HPS ke-38 tahun 2018 ini dimulai dengan digarapnya lahan tidur di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Batola. Penggarapan dipimpin langsung oleh Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, pada lahan seluas 750 hektar. Lahan ini merupakan lahan rawa lebak sangat luas yang mulanya tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun berkat kerja bersama dengan semangat Bersama Gelorakan Rakyat (Bergerak), Gubernur Kalsel beserta jajarannya berhasil membuka lebih dari 750 hektar lahan tersebut menjadi lahan pertanian yang siap untuk ditanami padi.

Tidak hanya berhenti di situ, rawa lebak di Jejangkit pun akan terus digarap hingga mencapai target seluas 4.000 hektar. Lahan rawa lebak yang sangat luas ini diibaratkan Paman Birin –sapaan akrab Gubernur Kalsel– sebagai “raksasa yang sedang tidur”. Karenanya, peringatan HPS ke ke-38 ini merupakan momentum untuk “membangunkan raksasa tidur”.

“Lahan yang ada di Kalsel ini sebetulnya sangat luas sekali, begitu juga lahan tidurnya. Makanya saya ibaratkan penyelenggaraan HPS di Kalsel ini sama dengan membangunkan raksasa tidur,” ujar Paman Birin.

Sementara Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, mengaku optimis terhadap dampak dari diperingatinya HPS ke-38 di Kalsel ini. Keberhasilan Kalsel dalam menggarap lahan yang sebelumnya tidak termanfaatkan menjadi lahan pertanian produktif, dapat menjadi obat paceklik.

“Saya melihat, yang kita inginkan di sini ialah adanya solusi baru untuk pangan Indonesia. Ini merupakan pesan terpenting dari pelaksanaan HPS tahun ini, yakni termanfaatkanya lahan rawa di Kalimantan Selatan yang dapat menjadi “obat” bagi paceklik,” ujar Amran.

Menurut Amran, lahan rawa sebagai solusi baru ini ternyata bisa menghasilkan pangan, terutama beras pada musim paceklik. Karenanya, paceklik yang terjadi pada bulan November tadi hingga Januari mendatang, dikatakan Amran, tidak akan menyebabkan stok padi nasional menjadi turun drastis. (hmsprov/dny)