Yayasan Ini Gratiskan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

MARTAPURA, KORANBANJAR.NET – Semakin meningkatnya jumlah anak berkebutuhan khusus yang tidak tertangani. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan faktor ekonomi orang tua menjadi alasan mengapa anak-anak tersebut tak tertangani.

Berangkat dari hal itu, berdiri lah Yayasan Melati Anak Bangsa di Jalan Kenanga No 15  RT 01 RW 02 Kelurahan Jawa Martapura.

Pendiri dari Yayasan itu adalah Sultan Khairul Saleh, Hj Raudatul Jannah, H Nasrun Syah, Nurus Jamsi, Boyke Wahyu Tiestiyanto, Saiful Anwar, H Sofyan Asli, Yasna Khairina, Ikhwansyah dan Mursyal Muhammad.

Tinjauan Koranbanjar.net, Yayasan ini melayani 33 anak berkebutuhan khusus, dengan tenaga pekerja yayasan sebanyak 12 orang untuk melayani anak-anak. Operasional dibuka dari hari senin sampai sabtu dari pukul 16.00 – 18.00 Wita.

Yayasan Melati Anak Bangsa
Guru pengajar saat memberikan pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus.

Ketua Yayasan Cernando Candra mengungkapkan, Yayasan ini membantu kepada anak- anak berkebutuhan khusus, dan memberikan layanan terapi Motorik, Terapi Sensorik Integras, Psikologi Berupa Konsultasi dan Tes Psikologi, Terapi Bicara, Terapi Bermain, Konsultasi Gizi, Pengobatan dan Edukasi dari Dokter Spesialis Anak(Konsulen), dan semua pelayanan yang dilaksanakan di Yayasan Melati Anak Bangsa ini tidak dipungut Biaya alias Gratis.

“Banyak orang tua anak yang putus asa karena sudah kemana – mana dan faktor ekonomi untuk mengobati anaknya, yayasan ini memberikan motivasi untuk orang tua anak agar berpikir positif dan terus ada harapan bahwa masih ada yang menolong” ujarnya

Tenaga kerja di yayasan ini berjumlah 12 orang dan profesional semua, karena penanganan untuk anak kebutuhan khusus tidak bisa ditangani orang yang tidak profesional. Sumber dana yayasan dari CSR beberapa bank dan perusahaan, sumbangan pribadi atau kelompok, buka stan kesehatan diberbagai dan jualan baju bekas

Karena keterbatasan sarana dan tenaga maka dibatasilah untuk pendaftaran masuk bagi anak berkebutuhan khusus, yang masuk pun diseleksi dengan benar karena hanya warga miskin yang di perbantukan untuk layanan ini.

“Sekarang saya lebih selektif  dan hanya anak dari warga miskin yang bisa masuk. Dengan cara diwawancara dan disurvey tempat tinggal orang tua hasilnya didapat yang bener-benar tidak mampu, dari banyaknya pendaftar hanya 33 anak yang bisa kami terima karena kapasitas sarana dan tenaga yang ada,” tambah Nando (mj-20/dra)