Tak Berkategori  

Wujudkan Peran Kostratani, Penyuluh Giat Kawal Produksi Padi

Sesuai arahan Kepala BPPSDP Kementan Dedi Nursyamsi bahwa, dari hulu hingga hilir pertanian, bahkan hingga makanan ada di meja makan tidak lepas dari peran Kostratani. Mewujudkan peran kostratani, penyuluh di Kecamatan Matraman Kabupaten Banjar giat mengawal produksi padi.

BANJAR,koranbanjar.net – Mengutip dari keterangan Kepala BPPSDP Kementan Dedi Nursyamsi pada 21 April 2020, tentang pentingnya peran kostratani. Apalagi saat covid-19 seperti ini.

“Peran Kostratani menjadi meningkat dalam menyediakan stok pangan,” katanya.

Dalam operasional di lapangan, peran strategis Kostratani dijalankan oleh Penyuluh Pertanian dengan melakukan pengawalan dan pendampingan.

Mulai dari tanam sampai dengan panen pada beberapa sentra produksi pangan utama seperti padi, jagung, dan kedelai.

Hal itu dilakukan untuk memastikan bahwa luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas dapat diketahui secara cepat untuk memastikan angka ketersediaan bahan pangan masyarakat.

Sebagaimana diketahui, Kostratani yang diluncurkan Kementan diharapkan dapat menggerakkan fungsi BPP yang adalah sebagai pusat data dan pusat pembelajaran.

Juga, penggerak pembangunan pertanian, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat kemitraan agribisnis.

Giat pendampingan dan pengawalan panen, Kamis (3/9/2020) oleh Jajaran Kostratani Kecamatan Mataraman dilakukan demi mewujudkan data lapangan yang akurat dalam fungsinya sebagai pusat data.

Panen dilakukan pada hamparan seluas 25 hektare milik Kelompok Tani Rezeki, Desa Pematang Danau, Kecamatan Mataraman,  Kabupaten Banjar.

Panen dipastikan akan berlangsung beberapa hari hingga selesai.

Penyuluh Pertanian Desa Pematang Danau, Reni Musfirawati, mengungkapkan, menjelang panen kali ini dilakukan pengamatan komponen produksi terhadap padi.

Pengamatan ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja penerapan teknologi. Pengamatan terhadap hasil panen menunjukkan bahwa padi varietas Siam Pulun.

Jumlah anakan rata-rata hanya 15 anakan/rumpun dan panjang malai 13,5 cm dengan jumlah gabah per malai 154 butir.

Untuk mengukur hasil panen dilakukan ubinan secara swadaya oleh Penyuluh bersama Petani. Hasil ubinan pada petak 2,5 x 2,5 m diperoleh 2,7 kg Gabah Kering Panen (GKP) atau setara dengan 4,3 ton per hektare GKP.

Menurut Amelia Sri Widyastuti,  Koordinator BPP  Mataraman, produktivitas yang dicapai belum maksimal.

Ada beberapa sebab yang ia ungkapkan selain bibit terlambat ditanam berakibat rendahnya anakan.

Ialah, pengelolaan tanaman terutama dalam pemupukan masih tidak sesuai dengan rekomendasi.

“Waktu tanam terlambat terkait dengan genangan air dan pemupukan yang belum memenuhi kebutuhan tanaman atau masih kurang sesuai,” ujar Amelia.

Penyuluh Pertanian Mataraman Kabupaten Banjar kawal panen padi. (Sumber Foto: BBPP Binuang)
Penyuluh Pertanian Mataraman Kabupaten Banjar kawal produksi panen padi. (Sumber Foto: BBPP Binuang)

Lebih lanjut, Amelia mengungkapkan rencana tindakan sebagai upaya peningkatan produksi di wilayah kerjanya.

Petani akan terus didorong untuk mencoba menanam varietas unggul pada periode tanam berikutnya.

Padi unggul punya potensi produktivitas yang lebih tinggi, dan memungkinkan petani untuk menanam tidak hanya 1 kali setahun.

“Kami akan terus dorong untuk coba menanam varietas unggul dan menanam 2 kali setahun untuk meningkatkan produksi,” ujarnya.

Sementara itu terkait masalah pupuk, ia sebagai Komandan Kostratani Kecamatan Mataraman, akan menerapkan penyusunan eRDKK.

Sehingga perolehanpupuk dapat dijamin lebih sesuai dengan kebutuhan untuk musim tanam berikutnya. (mbs/bbppbinuang/dya)