Wow! Ternyata Lumut Menghasilkan Rupiah yang Lumayan untuk Warga Ini

BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – Mendengar atau melihat seseorang penjual umpan pancing ikan adalah hal yang biasa dan kerap kita temui di mana saja, baik di desa maupun di pinggiran kota Banjarmasin.

Berbeda dengan penjual lumut (tumbuhan sungai) yang juga digunakan untuk umpan ikan bagi para pemancing. Ini sangatlah jarang ditemukan terkecuali pada saat-saat tertentu (musiman). Pekerjaan inilah yang ditekuni seorang perempuan tua, bernama Aluh warga pinggiran jalan Tatah Bangkal, Kelurahan Kelayan Timur Kotamadya Banjarmasin.

Kepada koranbanjar.net, Aluh (50) yang berjualan di pinggir jalan besar Kelayan B menuturkan sudah dua tahun berjualan lumut dan hasilnya jauh lebih menguntungkan daripada mengambil upah bertani.

“Alhamdulillah lumayan, yang jelas lebih besar dan lebih nyaman jualan lumut ketimbang mengambil upah bertani,” ucapnya sembari melayani pemancing yang datang membeli lumutnya, Minggu(19/05/2019).

Suami Aluh yang berada di samping sang istri, menambahkan, lumut yang mereka jual bisa menghabiskan 5 sampai 10 ember besar dalam satu hari.

“Kalau hari libur Sabtu atau Minggu penghasilan yang kami peroleh mencapai seratus sampai seratus lima puluh ribu dalam satu hari,” tambah laki-laki yang bernama Bahrun. Lumut dijual menggunakan takaran,satu takar Rp 2000, kadang ada yang beli Rp1.500, bahkan 1.000.

Ketika ditanya bagaimana cara mendapatkan lumut tersebut, Bahrun menjelaskan lumut dapat dicari di daerah persawahan di saat para petani memasuki musim bertanam.

“Saya mencari lumut liar di persawahan milik orang sejak pagi selepas subuh, dengan menggunakan jaring kecil,” ucap Lelaki yang sudah berusia 55 tahun ini.

Menurutnya lumut tidak bisa terlalu banyak disimpan karena lumut yang sudah diambil tidak bertahan lama, seperti di habitat aslinya.

“Lumut yang sudah diambil dari sawah paling maksimal bertahan selama 24 jam,” katanya dengan pakaian terlihat basah dan nampak bekas lumut menempel di bajunya.

Selain itu mengapa Ia tekun mencari lumut dan istrinya sebagai penjual lumut sangat senang melakoni pekerjaan tersebut.

“Pemilik sawah akan senang karena kalau kita mengambil lumut-lumut tersebut berarti akan memperlancar arus jalannya air di parit sawah mereka, karena dengan tebalnya lumut yang mengendap di parit itu, otomatis arus air menjadi tidak lancar karena terhalang lumut,” urainya.

Bahrun mengaku pernah ditemui Walikota Ibnu Sina, saat melakukan peninjauan terhadap Kelurahan Kelayan Timur.

“Pak Wali pernah mengatakan kata beliau pencari lumut sangat berjasa dalam memelihara kebersihan sungai termasuk parit,” tutur Ayah dari 4 anak ini.

Tumbuhan lumut mudah dijumpai di tempat yang lembab dan berair di persawahan. Petani padi menganggap lumut termasuk hama penggangu yang bisa memghambat pertumbuhan padi.

Namun, bagi Bahrun dan Aluh lumut bisa menjadi penghasil pundi-pundi rupiah untuk menopang ekonomi keluarga.(al/sir)