Wisata Virtual saat Pandemi Ciptakan “Pengalaman Jalan-jalan” yang Berbeda

Seorang anak perempuan dan ayahnya menggunakan alat realitas virtual (VR) untuk merasakan naik pesawat dan tur ke berbagai kota di kala pandemi melanda di Tokyo, Jepang (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Seorang anak perempuan dan ayahnya menggunakan alat realitas virtual (VR) untuk merasakan naik pesawat dan tur ke berbagai kota di kala pandemi melanda di Tokyo, Jepang (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Pandemi COVID-19 menghentikan perjalanan global tahun 2020, sebagian pemandu wisata beralih ke metode virtual untuk memimpin tur ke berbagai tujuan wisata populer. Walau kini mulai banyak turis berwisata kembali, namun ternyata tur perjalanan virtual memiliki daya tarik tersendiri.

KORANBANJAR.NET – Sebuah program kepemimpinan anak muda, ‘the Black Suit Initiative’ di North Carolina biasanya melakukan perjalanan setiap tahunnya untuk merayakan kelulusan anggotanya. Tetapi selama pandemi ini tidak ada yang meninggalkan rumah. Jadi pemimpin grup tersebut yang bernama Evainna Ross mencari solusi lain.

“Kami berusaha mencari cara untuk melakukan sesuatu yang bisa mendatangkan pengalaman jalan-jalan,” ujar Evainna Ross kepada VOA melalui Skype.

Hingga akhirnya ia mendapat ide untuk melakukan tur virtual lewat sebuah perusahaan dari Israel bernama Hop A Tour. Para murid memilih Australia sebagai tujuan perjalanan mereka.

Tur virtual tersebut juga interaktif. Salah satu pesertanya yaitu Justus Pool mengatakan ia menyukai Australia.

“Pemandu wisatanya lucu dan membuat tur virtual itu jadi menyenangkan,” kata Justin Pool lewat wawancara Skype dengan VOA.

“Saya melihat beragam gunung dan berbagai jenis burung. Rasanya seperti melihat dunia yang baru,” tambahnya.

Dominic D’orazi adalah pemandu wisata profesional di San Francisco, yang sudah berkarir selama 30 tahun. Namun, tiba-tiba di tahun 2020, semuanya berubah.

Dengan hanya menggunakan beberapa peralatan dan perangkat lunak dari Hop A Tour, ia siap melakukan tur virtual lewat layanan streaming. Selama mengikuti tur, para partisipan bisa mengajukan pertanyaan.

Dominic memandu para peserta tur mengunjungi daerah pecinan di San Francisco dan menjelaskan mengenai kue keberuntungan yang diciptakan di kota itu.

Walau perjalanan ke San Francisco mulai marak kembali, Dominic berpikir tur virtual yang berkisar dari $14 akan terus diminati.

“Harganya bagus untuk mengunjungi sebuah kota atau tempat tertentu selama 1 jam,” kata Dominic kepada VOA.

Namun, CEO Hop A Tour, Kenan Braun, mengatakan mereka tidak akan menggantikan tur perjalanan yang sebenarnya.

“Hop A Tour berusaha untuk menunjukkan tempat-tempat baru, juga tujuan perjalanan tertentu,” ujarnya kepada VOA.

Lewat tur virtual ini para peserta tur akan merasa seperti ada di tempat langsung, walau tanpa ada harum dan cita rasa tempat itu.(voa)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *