Tak Berkategori  

Widyaiswara Latih Penyuluh Kendalikan Penyakit Pisang Kepok

Program food estate yang telah digulirkan bagai dua sisi mata uang, berperan untuk percepatan memakmurkan petani dan swasembada pangan nasional, di lahan sub optimal. Sebagai bentuk perhatian terhadap pisang sebagai bahan pangan, widyaiswara latih penyuluh kendalikan penyakit pisang kepok.

TAPIN,koranbanjar.net – Dalam arti luas, ruang lingkup “Food estate” tidak hanya mencakup komoditas padi, jagung dan palawija semata, namun semua komoditas yang menyediakan bahan pangan.

Salah satunya yang masih dipandang remeh, padahal tanaman ini merupakan tanaman kaya karbohidrat, vitamin, mineral, dan nutrisi kesehatan bagi manusia. Apalagi diera Pandemik Covid-19.

Bahan pangan ini bahkan sudah menjadi pangan yang merakyat dan sejak masa sulit pangan dan paceklik di era revolusi fisik dan era penjajahan, telah banyak menjadi juru selamat bagi rakyat.

Komoditas tersebut adalah “Pisang,” ungkap Budiono Widyaiswara BBPP Binuang dalam acara Bimtek Online bertajuk WISATANI (Widyaiswara Sapa Kostratani).

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang mendorong Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Forum Komunikasi Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Kalimantan Timur, dengan merealisasikan peluang ekspor dan sudah dibuktikan

“Ditahun 2019 telah berhasil ekspor pisang ke Malaysia, melalui pelabuhan Samarinda menuju Malaysia, ” ucap Kepala BBPP Binuang Dr Ir Yulia Asni Kurniawati MSi, Rabu (25/11/2020).

Namun, komoditas ini sejak dekade 1990-an, banyak mengalami hambatan bahkan mengganggu ekspor.

“Hingga pasokan dalam negeri mengalami tekanan dari pisang impor,” sela Budiono.

Penyebab utama merosotnya produksi pisang pada tahun 2002-2003; 2009-2010 dan 2014-2015 sebesar 63% disebabkan kerusakan tanaman pisang oleh serangan penyakit Fusarium Oxysporoum dan Pseudomonas solanacearum.

Memperhatikan hal tersebut pada kesempatan Bimtek Wisatani, Budiono berbagi pengalaman lapangan dan prospek ekspor dimasa datang untuk mendongkrak percepatan pemulihan ekonomi, ketahanan pangan dan devisa negara.

Budiono juga menyampaikan pesan kepada peserta Bimtek bahwa Pengendalian penyakit ini harus dilakukan secara masif dan terkoordinasi secara serempak.

Pengendalian penyakit pisamg kepok harusnya sederhana, aman, cepat, ampuh, dan mudah (SACAM) dikontrol keberhasilannya.

Salah satunya yang ditawarkan Budiono adalah pemanfaatan pestisida nabati, untuk mengendalikan penyakit ini dan ia menyampaikan cara pembuatan dan penerapan di lapangan. (Budiono/bbppbinuang/dya)