Tak Berkategori  

Widyaiswara BBPP Binuang Budiono: Konsep dan Implementasi AGRO ESTATE

Widyaiswara BBPP Binuang Budiono SP MM menerangkan, bahwa untuk mewujudkan pembangunan transmigrasi secara optimal, diperlukan seleksi lokasi yang memenuhi standar dengan konsep dan implementasi Agro Estate.

TAPIN,koranbanjar.net – Kajian Pembangunan permukiman transmigrasi masa lampau yang telah dilaksanakan dan visi dan misi pada masa-masa akan datang, hendaknya berorientasi dan berbasis spesifik lokalita dan pasar global.

Dengan mengimplementasinya konsep agro kompleks yang didukung inovasi teknologi digital atau milenial.

Sebagai konsekuensi logis menjawab tantangan penerapan pertanian 4.0 dengan target kompetitif global dan sustainability domestic.

Inovasi-inovasi berbasis spesifik lokal dan IT, selayaknya dilakukan secara harmonis.

Sehingga menghasilkan produk – produk dengan keunikan spesifik dan keunggulan pasar.

Keunikan yang menjadi daya tarik market domestik dan global antara lain: komoditas berbasis ramah lingkungan (organik, bebas sintetik kimia, low input, harmonis alami).

Kemudian, fungsional food (biofarmaka, fisio-terapi, exotic food, kaya nutrisi essensial); komoditas pangan /komoditas strategis (padi, palawija dan aneka umbi).

Juga, komoditas penyangga lingkungan (tanaman tahunan/tradding carbone dan Eco-tourm, tanaman pestisida nabati, tanaman legume, ternak dan perikanan darat.

Widyaiswara BBPP Binuang Budiono, SP MM menerangkan, mewujudkannya secara optimal, diperlukan seleksi lokasi yang memenuhi standar penerapan Agro Estate.

Hasil kajian akan menjadi ideal jika lokasi transmigrasi, lokasi eks HPH, lokasi lahan tidur milik negara yang belum optimal pemanfaatannya.

“Tentu lokasi – lokasi tersebut masih banyak infrastruktur yang belum sempurna dan sebagai rintisan, maka kerjasama lintas sektor dan bidang sangat diperlukan,” kata Budiono, Selasa (5/11/2020).

Diketahui Sejak awal Pelita V, perkembangan proyek – proyek yang dikategorikan sebagai proyek rintisan tersebut masih belum seperti diharapkan.

Sebagai suatu inovasi, upaya penganekaragaman berbagai pola usaha tersebut dimaksudkan untuk lebih menyempumakan pembangunan transmigrasi.

Karenanya, upaya itu dapat dipandang sebagai suatu langkah yang sangat strategis, terlebih dalam menghadapi era semakin kompetitif dan transparan, sebagai mana kondisi ekonomi sosial dan politik yang makin berkembang pada saat ini.

Bukan saja diperlukan pemikiran- pemikiran yang kritis dan kreatif guna meningkatkan nilai tambah lebih optimal dalam pengelolaan sumberdaya.

Melainkan juga harus mampu mengakomodasikan pergeseran visi dan aspirasi dari berbagai pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan program transmigrasi.

Baik calon transmigran maupun pelaku-pelaku ekonomi (swasta, BUMN dan Koperasi) yang akan bertindak sehagai inti maupun badan usaha pembina.

Untuk itu, tuntutan terhadap kualitas pelayanan dari berbagai pihak yang berkompeten dengan pelaksanaan.

Program Lintas Sektor akan menjadi semakin penting. Berbagai fenomena yang tengah berkembang saat ini mengindikasikan perlunya penyegaran dan pembaharuan ke berbagai aspek kehidupan.

“Sejalan dengan gencamya tuntutan aspirasi- arus globalisasi dan transparansi,” tutup Budiono. (bbppbinuang/dya)