Tapin  

Webinar Literasi Digital Kabupaten Tapin; Menjadi Bebas dan Aman dengan Literasi Digital

Webinar Literasi Digital Kabupaten Tapin; Menjadi Bebas dan Aman dengan Literasi Digital. Foto: bidik layar/KBnet

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema ” Menjadi Bebas dan Aman Dengan Literasi Digital.” di KabupatenTapin, Rabu (8/9/2021) pukul 10.00 Wita.

RANTAU, Koranbanjar.net – Acara webinar dibuka oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Samuel Abrijani Pangerapan dan Bupati Tapin M Arifin Arpan, serta menampilkan sejumlah pembicara kompeten yang dipandu oleh moderator Rio Brama. Menghadirkan narasumber pertama musisi band Stars and Rabbit, Elda Suryani .

“Ketika mendengar kata kebudayaan Indonesia yang terlintas di pikiranku adalah keberagaman, karena karakteristik budayanya yang sangat beragam dan memang di pengaruhi banyak faktor ya,” tutur Elda melalui diskusi panel.

Elda melanjutkan, dari kecil pun kita sudah di tempatkan di lingkungan yang cukup beragam seperti contoh ketika di kelas punya teman yang dari Sumatera atau beda suku dan budaya, jadi dari situlah tanpa disadari kita sudah belajar dari banyak daerah.

Selanjutnya Narasumber kedua Mislani dengan materi tentang ‘Berbudaya dengan Literasi Digital.’

“Literasi digital merupakan kemampuan seorang individu dalam menggunakan teknologi,” ujarnya.

Mislani yang juga seorang guru di SMK Negeri 1 Binuang ini, mengatakan, literasi digital menurut Douglas A. J. Belshaw menyampaikan dalam tesisnya kultural, kognitif, komunikatif dan kepercayaan diri yang bertanggung jawab, kreatif, kritis dalam menyikapi konten dan bertanggung jawab secara sosial.

Permasalahan dalam teknologi digital yakni:

1. Adanya pelanggaran hak cipta atau hak kekayaan intelektual (HKI).

2. Rendahnya ketersediaan lapangan pekerjaan karena sumber daya manusia telah digantikan oleh teknologi digital.

3. Munculnya informasi digital yang tidak sesuai dengan fakta atau hoax.

4. Adanya budaya malas gerak karena pengaruh penggunaan teknologi digital.

5. Adanya penipuan digital yang mengatasnamakan orang lain.

Narasumber ketiga, Marsha Risdasari dengan materi yang tak kalah menarik tentang ‘Gerakan Nasional Literasi Digital 2021.’

“Digital skill merupakan konektivitas digital yang meningkat membuat kita sebagai masyarakat harus adaptif dan responsif terutama dari sisi pemahaman dan penguasaan perangkat teknologi,” ucapnya.

Disebutkannya, keuntungan memiliki digital skill yaitu, cara menghemat waktu, menghemat biaya, bisa tetap terinformasi, belajar lebih cepat, tetap terhubung antara satu sama lain, bisa dapat pekerjaan di bidangnya, dan bisa meng-influence dunia.

Adapun, manfaat sosial media dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

1. Bisa meningkatkan personal branding.

2. Bisa membantu promosi untuk beberapa brand pribadi atau orang lain.

3. Bisa mengekspresikan talenta atau potensi yang kita punya.

4. Bisa menginspirasi para followers dengan memberikan banyak insight atau informasi.

5. Lebih update informasi.

6. Lebih simple.

Narasumber terakhir seorang pengusaha muda Banua pemilik Omira Hijab, Maula Azkia dengan materi tentang ‘Bijak Sebelum Mengunggah di Media Sosial.’

Maula Azkia yang karib disapa Olla ini, menuturkan, media sosial adalah media daring yang digunakan untuk kebutuhan komunikasi jarak jauh, proses interaksi antara user satu dengan neuron lain, serta mendapatkan sebuah informasi.

Tujuan media sosial yaitu:

1. Mendapatkan informasi secara aktual.

2. Mampu berkomunikasi secara real-time.

3. Meningkatkan kesadaran merek.

4. Meningkatkan trafik dan peringkat pencarian.

5. Membangun relasi dengan cepat dan luas.

“Bijak dalam bersosial media adalah orang yang selalu menggunakan akal budinya dalam menggunakan media sosial,” pungkasnya.

Olla juga menyebutkan beberapa konten positif yang patut dibagikan di media sosial yakni:

1. Konten inspiratif.

2. Konten edukatif.

3. Konten informatif.

4. Konten menghibur. (MJ-37/and)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *