Webinar Literasi Digital Kabupaten Kotabaru; Menjadi Sultan di Era Pandemi bersama Literasi Digital

Webinar Literasi Digital Kotabaru
Webinar Literasi Digital Kotabaru

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar dengan tema “Menjadi Sultan di Era Pandemi bersama Literasi Digital” di Kabupaten Kotabaru, Jumat (05/11/2021) pukul 15.00 Wita.

KOTABARU, Koranbanjar.net – Acara dibuka oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan B Sc ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.

Dalam diskusi ini dipandu oleh moderator Dika Putra Wijaya yang menghadirkan narasumber Narasumber pertama yakni, M Islam dengan materi tentang “Produktif bersama Literasi Digital”.

“Saat ini pandemi covid-19 menjadi polemik bagi masyarakat Indonesia dan juga dunia, peningkatan jumlah kasus corona terjadi dalam waktu singkat dan membutuhkan penanganan segera. Hal tersebyt membuat beberapa negara memberlakukan lockdown dengan menutup semua akses fasilitas publik,” tuturnya

Adapun lima kanal pemfokusan bidang menuju literasi produktif berbasis IT, nasional, yakni:

1. Kanal pembelajaran menggunakan media komik digital

2. Kanal server edukasi

3. Kanal optimalisasi guru dalam penggunaan website

4. Kanal penggunaan aplikasi android

5. Pemahiran guru dalam penulisan karya ilmiah

Narasumber kedua, Dwiki Ari Setiawan yang membahas materi tentang “Kecakapan Digital”

“Menjadi pengguna yang cerdas di era sekarang ini sangat penting untuk mampu menggunakan perangkat digital secara efektif, baik untuk segala kebutuhan segari-haru, untuk kebutuhan belajar, maupun untuk kebutuhan beroeganisasi. Perangkat dan aplikasi terus berkembang, tanpa adanya kecerdasan digital akan sulit untuk memanfaatkan perangkat yang ada secara efektif,” pungkasnya

Narasumber ketiga yaitu Indi Arisa yang sekaligus Key Opinion Leader dalam acara ini menjelaskan materi tentang “Media Sosial sebagai Sarana Meningkatkan Demokrasi dan Toleransi”

“Media Sosial sebagai strategi komunikasi politik merupakan alternatif baru dan menjadi fenomena yang hangat hingga kini, kebebasan dalam sebuah negara demokrasi bukanlah kebebasan yang terjadi seperti saat ini. Dimana kita bebas melontarkan hujatan, celaan, atau provokasi terhadap pihak lain. Internet dijadikan sebagai alat dalam menyebarluaskan kebencian, hasutan, dan radikalisme, khususnya media sosial,” jelasnya

Terakhir, narasumber Sherly Firdha Levia yang meyampaikan materi tentang “Menjadi Pengguna Internet yang Beradab”

“Perlu adanya etika dalam bermedia sosial, yakni etika dalam berkomunikasi, menghindaru penyebaran SARA. kroscek kebenaran berita, menghargai hasil karya orang lain, dan jangan terlalu mengumbar informasi pribadi,” pungkasnya. (lala)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *