Webinar Literasi Digital Kabupaten Hulu Sungai Tengah; Masuki Ruang Digital, Kenali Aturan Mainnya

Webinar Literasi Digital Hulu Sungai Tengah
Webinar Literasi Digital Hulu Sungai Tengah

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema “Masuki Ruang Digital, Kenali Aturan Mainnya”. di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Senin (8/11/2021) pukul 10.00 Wita.

HST, Koranbanjar.net – Acara dibuka Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Samuel Abrijani Pangerapan dan Bupati HST Aulia Oktafiandi, ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.

Dipandu oleh moderator Rio Brama, yang menghadirkan narasumber pertama A Ali Imran Sadiq ‘Peran Orang tua Dalam Memberikan Ajaran Tentang Keamanan Internet Untuk Anak’.

Ali mengatakan, sebanyak 29 persen anak usia dini di Indonesia menggunakan telepon seluler dalam 3 bulan terakhir. Rinciannya bayi yang berusia kurang dari 1 tahun sebesar 3,5 persen anak balita 1-4 tahun sebesar 25,9 persen dan anak prasekolah 5-6 tahun sebesar 47,7 persen.

Kata dia, tantangan internet bagi orang tua ialah, kemudahan akses internet yang membuat anak-anak mudah untuk memasuki dunia online.

“Para orang tua dihimbau untuk membantu anaknya belajar berperilaku yang pantas dan aman ketika berinternet, bukan hanya mengajari tentang situs mana yang aman dan pantas diakses,” tuturnya.

Lalu, bebas online tanpa aturan menjadikan anak-anak leluasa mengunjungi situs dan berkomunikasi melalui jejaring sosial. Orang tua diharapkan menerapkan aturan berinternet dan terlibat dalam penggunaannya.

Anak zaman sekarang tahu banyak daripada orang tua karena, semakin dewasa anak makin lihai dalam berselancar di Internet melebihi orang tua.

“Mengakali penyaringan atau filter dan pengaturan jejak penggunaan adalah hal yang harus diwaspadai, orang tua harus menambah wawasan agar lebih paham penggunaan internet beserta perangkat pengamanannya,” ucapnya.

Kemudian, mendapatkan beragam konten anak terhubung dengan internet mendapatkan beragam konten secara otomatis tanpa saringan tugas orang tua mendampingi anak untuk berpikir kritis dan analitis tentang apa yang mereka dapat.

Anak ingin kebebasan terkadang orangtua perlu memberikan arahan melalui diskusi tentang topik topik terkini dengan anak. Sehingga anak merasa mendapatkan kebebasan dan orangtua dapat mengontrol dengan cara yang nyaman dalam penggunaan internet.

Ali menambahkan, salah satu langkah antisipasi untuk menangkal materi negatif adalah dengan menginstal software pengaman. Software tidaklah menggantikan peran orang tua dalam memberikan keamanan dan kenyamanan selama berinternet. Beberapa contoh software yang memiliki versi lisensi freeware ataupun shareware antara lain.

Narasumber kedua Romi Alfianor dengan materi tentang ‘Bijak Berkomentar di Ruang Digital’.

Romi mengatakan, literasi merupakan kemampuan menulis dan membaca juga kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.

“Sedangkan literasi digital merupakan kecakapan menulis dan membaca dengan memanfaatkan media digital atau internet dengan beretika dan bertanggung jawab,” tuturnya.

Adapun, tujuan literasi digital ialah, berpikir kritis, kreatif dan inovatif, memecahkan masalah, berkomunikasi dengan baik, dan juga berkolaborasi dengan banyak orang.

“Sehingga dalam pelaksanaannya kita mampu memahami data yang masuk agar menjadi informasi yang berguna dan memanfaatkan internet dengan bijak,” tuturnya.

“Akselerasi transformasi kemajuan teknologi yang sangat pesat tidak hanya menuntut kita untuk menguasai teknisnya tapi juga budaya penerapannya. Internet memungkinkan kita terhubung satu sama lain maka penting untuk bijak dalam berinternet atau berkomentar,” sambungnya.

Karena hal tersebut dapat menimbulkan cyber bullying, hoax, diskriminasi dan ujaran kebencian.

Macam-macam komentar medsos yang berpotensi pidana ialah, body shaming atau bullying, komentar hoax, komentar ancaman, kesusilaan, dan komentar mengandung sara.

Kemudian, tips bijak dalam bermedia sosial yakni, cari tahu apakah faktanya benar demikian, apakah bermanfaat, perlukah disampaikan, Dan cari tau apakah komentarnya baik.

Narasumber ketiga Bella Citra dengan materi tentang ‘Pentingnya Memiliki Digital Skills di Masa Pandemi Covid-19’.

“Tujuan dari digital skills adalah membuka wawasan untuk teknologi di era digital,” ucapnya.

Bella menjelaskan, digital skills merupakan keterampilan digital yang mencakup keterampilan yang berhubungan dengan teknologi mulai dari keterampilan dasar atau literasi, keterampilan umum untuk semua pekerja dan keterampilan lainnya.

Terakhir narasumber Laila Qadariah dengan materi yang tak kalah menarik tentang Hoax.

“Hoax merupakan fakta yang direkayasa dan cerita bohong,” tuturnya.

Laila mengatakan, ciri-ciri hoax adalah berita atau informasi yang memberikan rasa cemas atau kebencian, memiliki sumber yang tidak jelas, informasi yang didapat tidak berimbang atau cenderung subyektif, ada unsur fanatisme, judul atau pengantar provokatif, bersifat menghakimi, fakta juga data tidak jelas, ditulis dengan gaya menarik mata dengan sumber yang tidak jelas.

Kemudian, jenis-jenis hoax bisa seperti, Satire, konten menyesatkan atau misleading content, konten tiruan, palsu, konten salah, koneksi salah, bahkan konten dimanipulasi.

Sementara itu ancaman bagi penyebar hoax yaitu;

1. Berdasarkan KUHP. UU no. 11 tahun 2008 tentang ITE, UU no. 19 tahun 2016 tentang perubahan UU no. V tahun 2008, UU no. 40 tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis.

2. Berdasarkan peraturan pemerintah. Peraturan menteri Kom informatika no. 19 tahun 2014 tentang situs bermuatan negatif. (Jwt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *