Batola  

Webinar Literasi Digital Kabupaten Barito Kuala; Bekali Diri dengan Literasi Digital di Era 4.0

Webinar Literasi Digital Batola.
Webinar Literasi Digital Batola.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar dengan tema “Bekali Diri dengan Literasi Digital di Era 4.0” di Kabupaten Barito Kuala, Jumat (12/11/2021) pukul 09.00 Wita.

BATOLA, Koranbanjar.net – Acara dibuka oleh Bupati Barito Kuala, Hj Noormiliyani dan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan B Sc ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.

Dalam diskusi ini dipandu oleh moderator Septi D Ajeng yang menghadirkan narasumber Narasumber pertama yakni, H Mahfudin dengan materi tentang “Budaya Digital”.

“Multikulturalisme tak hanya di dunia nyata namun juga di ranah dunia digital. Pengguna internet di Indonesia pada awal tahun 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen” tuturnya.

“Musuh dari multikulturalisme adalah konten-konten yang mengandung penghinaan terhadap suku, agama, dan ras, melakukan body shapping, menyebarkan hoaks, melakukan penipuan, dan mengembangkan radikalisme,” jelasnya

Ia juga menambahkan, “Memahami multikulturalisme dalam ruang digital berarti menghargai keragaman atau kemajemukan Indonesia. Jika pancasila dan Bhineka Tunggal Ika ada dalam kebebasan berekspresi, maka tidak akan muncul hoaxs, ujaran kebencian, dan perudungan siber,”.

Narasumber kedua, H Hormuzi yang membahas materi tentang “Tantangan dan Keterampilan dalam Pembelajaran Era Digital”.

Ia memaparkan, Era digital ditandai dengan teknologi yang meningkatkan kecepatan dan luasnya perputaran pengetahuan dalam pendidikan dan masyarakat. Pembelajaran digital melibatkan penggunaan alat dan teknologi digital secara inovatif selama proses belajar mengajar.

Adapun perubahan aktifitas selama pandemi covid-19, yakni belajar online, bekerja online, belaja online, silaturahmi online, dan melakukan kegiatan apapun secara online.

Narasumber ketiga yaitu Indi Arisa yang sekaligus Key Opinion Leader dalam acara ini menjelaskan materi tentang “Media Sosial sebagai Sarana Meningkatkan Demokrasi dan Toleransi”

“Media Sosial sebagai strategi komunikasi politik merupakan alternatif baru dan menjadi fenomena yang hangat hingga kini, kebebasan dalam sebuah negara demokrasi bukanlah kebebasan yang terjadi seperti saat ini. Dimana kita bebas melontarkan hujatan, celaan, atau provokasi terhadap pihak lain. Internet dijadikan sebagai alat dalam menyebarluaskan kebencian, hasutan, dan radikalisme, khususnya media sosial,” jelasnya

Terakhir narasumber Fauriah dengan materi tentang “Etika Digital”.

“Jenis informasi dapat berupa fakta, opini, dan berita palsu. Fakta merupakan sesuatu yang dapat dibuktikan kebenarannya, opini sesuatu yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya, sedangkan berita palsu merupakan sesuatu yang bohong, dan tidak ada kebenarannya,” paparnya

“Contoh dari fakta biasanya adalah berita. Sedangkan berita bohong biasanya meliputi iklan palsu, clickbait, dan informasi yang dipalsukan. Lalu, opini biasanya meliputi postingan pribadi, meme, dan sarkasme,” pungkasnya. (lala)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *