Menyambut puncak musim kemarau pada Juli 2021, Polres Tapin mantapkan pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dengan melakukan edukasi dan sosialisasi sebagai bentuk penanggulangan dan antisipasi awal.
TAPIN, koranbanjar.net – Polres Tapin lebih mengutamakan tindakan preventif atau pencegahan agar karhutla dapat diminimalisir lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
Apalagi, instruksi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo beberapa waktu lalu meminta agar masing-masing daerah lebih memprioritaskan deteksi dini pencegahan karhutla.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak kemarau atau musim panas di Kabupaten Tapin terjadi pada bulan Juli 2021.
Dengan persiapan lebih dini, Polres Tapin terus memantapkan langkah pencegahan karhutla.
“Kita memantapkan pencegahan, kita melakukan edukasi dan sosialisasi kepada kecamatan dan desa yang rawan karhutla,” kata Kabag Ops Polres Tapin, Kompol Rainhard Maradona.
Terdapat sebanyak lima lokasi rawan di Kabupaten Tapin, yakni Kecamatan Candi Laras Utara, Candi Laras Selatan, Tapin Tengah, Bakarangan, serta Piani.
Data laporan tahun 2019 sampai 2020, masyarakat yang membakar lahan mengalami penurunan cukup signifikan.
Namun, Kompol Rainhard Maradona mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tidak membuka lahan dengan cara membakar.
Selain itu, stakeholder di Kabupaten Tapin diharapkan dapat berpartisipasi lebih meningkatkan pencegahan karhutla.
Masyarakat Peduli Api hingga Karang Taruna tiap desa juga akan dilibatkan melakukan pemantauan pada area-area rawan terjadi karhutla. (syn/dya)